Indeks ENSO diprediksi turun secara perlahan menuju Netral pada Bulan April 2024. Sementara itu, IOD Netral diprediksi terus bertahan pada Semester I 2024.Berdasarkan jumlah Zona Musim, sebanyak 76% wilayah Indonesia masih mengalami musim hujan, sebagian mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) Sangat Pendek (1-5 hari).Namun, masih terdapat HTH sangat panjang tercatat selama 42 hari di Pos Jangka, Kabupaten Bireuen, Aceh.
Pada periode Juni - Agustus 2024, curah hujan rendah sudah mulai terjadi di Nusa Tenggara, Bali, Jawa, Sumatera, dan sebagian besar Kalimantan.Potensi karhutla berdasarkan kondisi iklim berpotensi terjadi di Riau pada Bulan Februari dan pada musim kemarau kedua (Juni - Juli 2024).
Pada bulan Agustus 2024, umumnya pada kriteria menengah dan tinggi berpotensi terjadi di Sumatera Selatan, utara Lampung, sebagian besar Jawa dan Nusa Tenggara, serta Nusa Tenggara Timur dan Papua.
Sedangkan Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Fajar Setyawan mengatakan, persiapan Rencana Operasional Kedaruratan Bencana Dalkarhutla, bahwasanya refleksi Tahun 2023 jumlah total bencana yang ditangani oleh BNPB itu 5.400 kali.
"Sehingga kalau dibagi 364 hari rata-rata per hari 15 kali bencana dengan bermacam bencana yang mendominasi adalah bencana karhutla sebanyak 2.051 kali kejadian," jelas Fajar.
Baca Juga: Waspada Hujan Merata di DIY, BMKG Keluarkan Peringatan Dini
Sehingga pada tahun 2023, porsi yang paling masif penanganan yaitu kebakaran hutan dan lahan. (Ati)