Perpusnas Dukung 714 Perpustakaan /TBM Di Jawa Barat

Photo Author
- Rabu, 26 Juni 2024 | 08:11 WIB
Bantuan bahan bacaan bermutu ini akan disalurkan di 713 perpustakaan di Jabar yang terdiri dari 237 perpustakaan desa/kelurahan dan 476 taman bacaan masyarakat (TBM). (istimewa)
Bantuan bahan bacaan bermutu ini akan disalurkan di 713 perpustakaan di Jabar yang terdiri dari 237 perpustakaan desa/kelurahan dan 476 taman bacaan masyarakat (TBM). (istimewa)


Krjogja.com - Bandung - Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) memberikan bantuan bahan bacaan bermutu untuk Provinsi Jawa Barat (Jabar) 2024. Penyerahan bantuan buku dilakukan secara simbolis oleh pelaksana tugas (Plt.) Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz kepada penjabat (Pj.) Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin dalam rangkaian kegiatan gelar wicara Gerakan Indonesia Membaca (GIM) di Provinsi Jabar yang digelar di Bandung, Jabar, pada Selasa (25/6).

Bantuan bahan bacaan bermutu ini akan disalurkan di 713 perpustakaan di Jabar yang terdiri dari 237 perpustakaan desa/kelurahan dan 476 taman bacaan masyarakat (TBM). Setiap perpustakaan/TBM akan mendapatkan seribu buku.

Plt. Kepala Perpusnas menyatakan bantuan bahan bacaan bermutu merupakan kegiatan dari salah satu program utama Perpusnas tahun 2024 yakni pengembangan budaya baca dan kecakapan literasi. Bantuan ini menyasar siswa pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah dasar (SD).

Baca Juga: Kuliah Tamu Fakultas Hukum Unwahas Hadirkan Pembicara Profesor dari India

“Ini dikerjakan bukan tanpa dasar. Karena selama ini Indonesia sering diklaim mengalami kondisi darurat literasi. Sampai Komisi X DPR RI membuat panja literasi yang sampai pada kesimpulan bahwa Indonesia menghadapi kondisi darurat literasi. Penyebabnya apa? Karena rendahnya budaya baca,” jelas pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini.

Menurutnya, minat baca dan budaya baca merupakan dua hal berbeda. Berdasarkan survei yang dilakukannya pada 2020 terutama kepada anak-anak, saat baru menjabat sebagai Kepala Badan Bahasa, disimpulkan bahwa anak memiliki minat baca yang tinggi. Namun, jelasnya, persoalan yang muncul yakni ketiadaan buku bacaan yang sesuai minat baca mereka. Hal sama terjadi untuk orang dewasa.“Jadi minat baca dan budaya baca adalah hal yang berbeda. Akibat ketiadaan buku-buku bacaan tadi, maka muncul budaya baca yang rendah,” tambahnya.

Dia menegaskan, kegemaran membaca harus dibangun sejak usia dini. Karena itu, jenjang usia ini harus diterpa dengan kebiasaan membaca yang benar. Melalui program pengembangan budaya baca dan kecakapan literasi, Perpusnas menciptakan 10 ribu ruang baca di perpustakaan dan TBM di mana masing-masing mendapatkan seribu buku, dengan sasaran usia PAUD dan SD.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca DIY Besok Rabu 26 Juni 2024 Diprediksi Hujan Turun Dini Hari 

“Pada saat membuat program ini, kami bukan sekadar memberikan buku. Tapi kami memberikan pendampingan kepada pengelola, cara membuat program, cara memanfaatkan buku. Kami akan selenggarakan secara masif dalam program GIM,” jelasnya.

Dijelaskan bahwa GIM memiliki beragam program kegiatan yakni sepekan satu buku dan lomba resensi, membaca nyaring, kontes kepenulisan daerah berbasis konten lokal, duta baca berdaya dengan buku, lomba bertutur, serta sosialisasi kegemaran membaca. “GIM sebagai salah satu cara untuk membuat masyarakat literat. Ini akan menjadi modal pembangunan nasional,” tuturnya.

Ke depannya, program yang menyalurkan bantuan buku cetak tetap akan dilakukan. “Maka baik itu di Perpusnas dan Kemendikbudristek, tidak pernah menghentikan program pencetakan buku karena buku cetak memegang peran lebih penting ketimbang membaca di gawai,” jelasnya.

Baca Juga: Kejuaraan Marching Band Piala Raja HB Cup 2024 Digelar 2 Sesi

Berdasarkan literatur, membaca buku cetak atau kertas menghasilkan pemahaman bacaan yang lebih baik dibandingkan dengan membaca digital serta membaca buku cetak lebih efisien ketimbang membaca layar.
Selain itu, mengacu riset PISA pada 2022, siswa yang lebih sering membaca buku dalam bentuk kertas daripada format digital memiliki kinerja yang lebih baik dalam membaca dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk membaca untuk kesenangan.

Sementara itu, penjabat (Pj.) Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin menjelaskan Pemerintah Provinsi Jabar sangat mendukung program GIM. Dia menegaskan, orang yang membaca tidak akan merugi karena pengetahuannya luas. Saat ini, menurutnya, Jabar mengalami kondisi darurat literasi menilik dari isu sosial masyarakat.
“Kami rasakan betul, sederhananya masalah pinjol atau pinjaman online. Sudah sering diulas kalau pinjol hanya kerugian, keuntungan instan hanya di awal saja. Dan kami memiliki masalah pinjol, Jawa Barat provinsi dengan pengguna pinjol tertinggi yakni Rp 16,5 triliun . Kami yakin kalau literasi tinggi, pinjol ini bisa dihilangkan,” urainya.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X