Krjogja.com - SURABAYA — Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, secara resmi membuka Training of Trainer (ToT) Calon Pengajar Koding dan Kecerdasan Artifisial untuk Guru Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Gelombang Ketiga di Surabaya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari langkah strategis Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dalam mempercepat transformasi pendidikan digital yang inklusif, etis, dan bertanggung jawab.
Baca Juga: Kepala Kemenag Bantul : Bawa Nama Baik MAN 3 Bantul
“Gelombang ketiga ini tidak hanya pelatihan teknis. Kita sedang membangun revolusi cara berpikir,” ujar Wamen Fajar dalam sambutannya, pada Rabu (14/5).
Wamen Fajar menekankan bahwa penguasaan teknologi harus diiringi nilai-nilai tanggung jawab, etika, dan rasa aman. “Yang terpenting bukan sekadar bikin gim atau program. Tapi bagaimana anak-anak kita mengembangkan soft skills: tanggung jawab, etika, dan rasa aman dalam menggunakan teknologi,” ungkapnya.
Mengutip laporan dari Stanford University, Wamen Fajar menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia tergolong paling optimistis terhadap perkembangan Kecerdasan Artifisial secara global. Namun, ia mengingatkan agar optimisme itu tidak membuat masyarakat lalai.
Baca Juga: HKTI DIY Gaungkan Revolusi Pertanian Nasional, dari Yogyakarta Menuju Swasembada Pangan Indonesia
“Kalau tidak dibekali nilai, teknologi bisa jadi ancaman dehumanisasi. Kecerdasan Artifisial ini ibarat pisau bermata dua, satu sisi mempunyai kontribusi positif dalam memudahkan pekerjaan, dan satu sisi gelapnya yang perlu diantisipasi. Oleh karena itu, pengembangan Kecerdasan Artifisial harus berbasis manusia, jadi jangan sampai manusia itu kehilangan kendali terhadap perkembangan teknologi Kecerdasan Artifisial,” ujarnya.
Dalam pandangannya, Wamen Fajar mengatakan bahwa konsep Digital Citizenship harus menjadi nilai utama dalam pendidikan teknologi masa depan. “Digital Citizenship itu membangun rasa tanggung jawab, komitmen etis, dan rasa aman saat menggunakan teknologi,” tegasnya.
Wamen Fajar juga menyatakan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan sekolah agar digitalisasi pendidikan berjalan efektif dan merata. Ia menyoroti peluncuran program Hasil Terbaik Cepat (HTC) oleh Presiden RI sebagai tonggak awal transformasi ini.
“Tanpa lompatan besar, kita tidak akan sampai ke Indonesia Emas 2045. Salah satu lompatan itu adalah memperkenalkan koding dan kecerdasan artifisial sejak dini,” katanya.
Menyiapkan Pengajar Andal untuk 59 Ribu Guru
Sementara itu, Direktur Guru Pendidikan Dasar, Rachmadi Widiharto, dalam laporannya menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk menyiapkan para calon pengajar yang akan melatih puluhan ribu guru di seluruh Indonesia.
“Kegiatan ini bertujuan membekali calon pengajar di daerah dengan keterampilan teknologi dan strategi kolaboratif agar menjadi fasilitator yang kompeten dan andal,” jelasnya.