Adapun jamaah haji tertua pada 2025 berusia 108 tahun dan jamaah termuda berusia 17 tahun. "Dari aspek pendidikan, mayoritas jamaah haji di Indonesia yang berangkat pada tahun ini berpendidikan Sekolah Dasar (SD) yang berjumlah sebanyak 56.833 orang, disusul berpendidikan hingga SMA berjumlah 52.796 orang," katanya.
Kemudian, untuk lulusan S1 sebanyak 50.266 orang dan berpendidikan hingga SMP berjumlah 10.126 orang. Sisanya, kata dia, adalah berpendidikan lain seperti diploma, S2, dan S3.
Profesi terbanyak pada jamaah haji yakni ibu rumah tangga sebanyak 54.927 orang, disusul pegawai swasta (44.421 orang), dan PNS (39.580 orang).
"Penyandang disabilitas tahun ini berjumlah sebanyak 472 orang dengan kategori disabilitas kaki sebanyak 303 orang atau 64,19 persen. Disabilitas tangan 102 orang. Dan disabilitas kaki tangan sebanyak 67 orang atau 14,19 persen," katanya.
Dodo menambahkan 199.769 orang (98,34 persen) belum pernah berhaji.
Menurutnya, gambaran dari profil jamaah haji Indonesia tahun ini mencerminkan tantangan dan kompleksitas kerja para petugas dalam upaya memberikan layanan terbaik kepada jamaah haji.
"Sekali lagi pada kesempatan ini kami mengingatkan khususnya pada jamaah haji Indonesia yang masih berada Tanah Suci untuk senantiasa menjaga kesehatan sebaik mungkin," katanya.
Di bagian lain Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus mantan anggota Komisi VIII DPR Choirul Saleh Rasyid mengatakan informasi terbaru revisi UU tentang penyelenggaraan haji sudah masuk ke Badan Legislasi (Baleg) DPR. Dia mengatakan revisi ini harus segera selesai. "Supaya bisa menjadi landasan atau kepastian hukum bagi Badan Penyelenggara Haji menjalankan tugasnya," kata dia.
Soal UU Pengelolaan Keuangan Haji, belum ada kabar apakah sudah masuk Baleg atau belum. Dia menceritakan terlibat dalam pembahasan lahirnya BPKH. Karena sebelumnya urusan pengelolaan keuanganhaji dipegang sekaligus oleh Kemenag selalu regulator haji. (ati)