Pencegahan Osteoporosis Bisa Dilakukan Sejak Dini

Photo Author
- Senin, 15 September 2025 | 09:50 WIB
Ketua Umum Perosi Dr. dr. Tirza Z Tamin, Sp.KFR., M.S(K) FIPM (USG),(kerudung kuning) di Jakarta disela  acara 'Scientific Meeting Fragility Fragility Fracture Network Indonesia' (Rini Suryati)
Ketua Umum Perosi Dr. dr. Tirza Z Tamin, Sp.KFR., M.S(K) FIPM (USG),(kerudung kuning) di Jakarta disela acara 'Scientific Meeting Fragility Fragility Fracture Network Indonesia' (Rini Suryati)

"Kalau kita itu sedenter atau banyak diem maka menimbulkan nyeri. Kalau orang datang ke dokter nyeri tulang belakang itu pasti sudah ada tulang yang patah itu karena osteoporosis silent disease sehingga tidak ada keluhan," jelas Tirza.

Ia mengatakan edukasi tentang osteoporosis harus sudah dilakukan sejak dini. Terutama, konsumsi makanan yang mengandung tinggi kalsium, vitamin D, dan manfaat lainnya.

"Untuk anak-anak juga kita mulai mencegah osteoporosis sejak dini seperti dengan bermain permainan sehingga menjadi aktif jangan konsumsi junk food dari kecil," ungkap Tirza.

Meski identik dengan penyakit pada lansia, Oseteoporosis bisa dicegah sejak sini, dengan memperhatikan asupan serta meninggalkan kebiasaan malas bergerak.

"Lakukan latihan fisik minimal 40 menit sehari, bisa berjalan, melompat ataupun berlari. Untuk lansia bisa dengan aerobik sesuai dengan kemampuan," ujarnya

Artinya, katanya, sejak masa kanak-kanak, remaja, kemudian dewasa ketercukupan kalsium yang merupakan salah satu sumber pembentukan tulang itu harus terpenuhi, yakni antara 700-1.000 miligram per hari.

Kalau kebutuhan kalsium tercukupi, Insya Allah massa tulang itu juga cukup. Sehingga ketika saatnya nanti karena proses fisiologis ketika hormon memang secara bertahap mengalami penurunan, terjadi proses penipisan tulang maka tipisnya tidak cepat," katanya.

Jadi, katanya, saat sudah usia lanjut maka proses penipisan tulangnya masih bisa ditoleransi sehingga tidak yang betul-betul tipis yang menjadikan atau menyebabkannya mudah patah.

Sedangkan untuk usia 30 ke atas, lanjut dia, memang ada upaya-upaya untuk memperlambat proses resorbsi kalsium akibat proses hormonal efek dari hormonal yang mulai berkurang.

"Karena itu, pastikan kecukupan kalsium dan tidak lupa vitamin D. Karena mempermudah absorbsi kalsium, juga membantu proses salah satunya penulangan," katanya.

Kemudian untuk sumber kalsium dari makanan, katanya, bisa didapatkan dari mengonsumsi susu, ikan, keju, dan beberapa macam sayuran, seperti bayam yang bisa dikonsumsi setiap hari.

"Kemudian, untuk vitamin D bisa diperoleh dari dua, yakni dari makanan dan dari paparan matahari. Kalau dari paparan sinar matahari bisa lakukan kegiatan rutin, misalnya berjemur. Dari makanan bisa konsumsi minyak ikan sebagai salah satu sumber vitamin D," katanya.

Berikutnya, kata dia, yang harus dipastikan adalah kecukupan dari protein yang memang tidak bisa dilepaskan dari proses penulangan.

"Jadi konsumsi protein pun harus cukup untuk mencegah terjadinya osteoporosis. Sebelum usia 30 tahun kecukupan protein harus cukup, ketika usia di atas 30 maka ketercukupan protein juga harus cukup," katanya.

Perbedaannya, kata dia, sebelum usia 30 tahun berguna untuk proses pembentukan massa tulang, sedangkan setelah usia 30 kegunaannya adalah untuk meminimalkan proses penipisan tulang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X