KRjogja.com - JAKARTA - Menurut keterangan Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Topan Super Ragasa kemungkinan menimbulkan efek tidak langsung bagi Indonesia, yakni hujan sedang sampai lebat di berbagai kawasan.
"Siklon Tropis Ragasa diperkirakan berada di Filipina dengan kecepatan angin maksimum 110 knot dan tekanan 905 hPa. Keduanya (Ragasa dan bibit Siklon 92W) membentuk daerah konvergensi dan konfluensi yang memicu hujan sedang-lebat di Kalimantan, Maluku Utara, dan Papua," demikian disampaikan BMKG dalam Prospek Cuaca Mingguan periode 23-29 September 2025.
Topan Ragasa bukan satu-satunya fenomena, sebab bibit Siklon 92W juga dipantau di Laut Filipina utara Papua, tercatat membawa angin maksimum 20 knot dengan tekanan 1004 hPa. Meski begitu, peluang bibit tersebut berkembang menjadi siklon tropis masih dinilai rendah.
Baca Juga: SLI BMKG di Gunungkidul, Bentuk Petani Tangguh Wujudkan Ketahanan Pangan
Di bagian utara Filipina, Topan Ragasa telah menewaskan tiga orang dan membuat ribuan penduduk harus mengungsi. Pergerakan badai kini mengancam Hong Kong, Taiwan, serta wilayah selatan Cina yang tengah menyiapkan langkah-langkah darurat.
Seperti yang diberitakan Al Jazeera, pemerintah Hong Kong mengeluarkan peringatan serius terkait bahaya Topan Super Ragasa. Mereka menyamakan potensi risikonya dengan badai-badai paling parah yang pernah melanda kota itu.
"Ragasa akan menjadi ancaman serius bagi Hong Kong, yang dapat mencapai tingkat kerusakan seperti Hato pada 2017 dan Mangkhut pada 2018," jelas Eric Chan, pejabat tinggi yang menduduki posisi nomor dua di Hong Kong, Senin (22/9).
Baca Juga: Produk Anyaman Serat Alam Kebumen Masuk Pasar New York
Laporan cuaca Hong Kong menyebut Ragasa menimbulkan angin hingga 220 kilometer per jam saat melintasi Laut Cina Selatan pada Selasa (23/9). Otoritas penerbangan menambahkan bahwa meski bandara tetap buka, lebih dari 500 penerbangan Cathay Pacific akan dibatalkan akibat gangguan yang diperkirakan berlanjut hingga Rabu.
Di Shenzhen, Cina, pemerintah setempat akan memindahkan kurang lebih 400.000 orang dari kawasan berisiko banjir. Langkah serupa juga diambil bandara kota tersebut yang menunda semua penerbangan sejak Selasa (23/9) malam.
Menurut prakiraan Pusat Meteorologi Nasional Cina, topan itu akan tiba di daratan pada Rabu (24/9). Pesisir yang terbentang dari Shenzhen hingga Xuwen di Guangdong masuk dalam jalur ancaman badai.(*)