Krjogja.com- WONOSARI - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI Prof Ir Dwikorita Karnawati PhD membuka Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tematik 2025 di Balai Kalurahan Kedungpoh, Nglipar, Gunungkidul Senin (22/09/2025).
Kegiatan ini mengusung tema “Implementasi Program Unggulan GNPIP melalui Sinergi Pertanian Berkelanjutan: Paham Iklim, Petani Tangguh”.
Baca Juga: Yayasan DTLS Indonesia Gelar Pelatihan Bahasa Isyarat Dasar
“ Penting menyiapkan petani menghadapi fenomena cuaca ekstrem. Petani perlu terbiasa membaca informasi cuaca, untuk menyesuaikan pola tanam. Dengan cara ini, kerusakan tanaman dapat diminimalisir, hasil panen lebih optimal, dan ketahanan pangan semakin kuat,” kata Kepala BMKG RI Prof Dwikorita Karnawati.
Kegiatan dihadiri Wakil Bupati Gunungkidul Joko Parwoto MM, Bank Indonesia Darmadi Sudibyo, Pejabat BKMG DIY, Dinas Pertanian DIY, Muspika, lurah, dan petani.
Kepala Stasiun BMKG DIY Reni Kraningtyas menambahkan, pelaksanaan SLI bertujuan memberikan pemahaman pentingnya informasi cuaca dan iklim bagi para petani, khususnya petani hortikultura bawang merah dan cabai.
Baca Juga: Rintisan Smart Village Terwujud di Bantul, Ini Kolaborasi PKM UTDI dan Sekartaji
Selain itu, kegiatan juga menyasar penyuluh pertanian lapangan (PPL) serta pengendali organisme pengganggu tanaman (POPT).
“Materi utama meliputi pemanfaatan informasi cuaca, pengenalan alat ukur cuaca dan iklim, serta pemahaman analisis iklim. Harapannya, petani bisa lebih adaptif dalam menghadapi dinamika cuaca ekstrem,” ujarnya.
Peserta yakni petani hortikultura, PPL/POPT, serta 8 perwakilan dari Kalurahan Kedungpoh. Mereka berasal dari berbagai kelompok tani dan kelompok wanita tani di wilayah Kapanewon Nglipar.
Wabup Joko Parwoto mengatakan, pertanian adalah tulang punggung perekonomian daerah, namun rentan terhadap perubahan iklim. Oleh sebab itu, program SLI dinilai sangat penting untuk memperkuat kemampuan adaptasi petani.
“ Pemkab memberikan apresiasi kepada BMKG pusat maupun DIY, yang terus mendampingi petani. Sehingga petani tidak hanya memahami teori, tetapi juga langsung mempraktikkan bagaimana menganalisis dan menerapkan informasi iklim dalam usaha tani,” ucapnya. (Ded)