Tingkatan Ekonomi, KKN UGK Olah Sere Jadi Minyak Atsiri

Photo Author
- Senin, 8 Desember 2025 | 11:30 WIB
Lokasi produksi minyak atsiri dari sere wangi di Giring, Paliyan (Ist)
Lokasi produksi minyak atsiri dari sere wangi di Giring, Paliyan (Ist)

Krjogja.com - WONOSARI - Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gunungkidul (UGK) melalui skema Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) memanfaatkan potensi lokal sekaligus memberikan nilai tambah ekonomi masyarakat.

Program 2025 ini didanai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) dan berhasil menghadirkan inovasi pengolahan sere wangi menjadi minyak atsiri di Giring, Paliyan, Gunungkidul.

Baca Juga: 589 Pembalap Ramaikan Criterium Open Championship 2025

"Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga pada penguatan keterampilan dan kemandirian masyarakat,” kata Koordinator KKN PMM UGK 2025 Septiono Eko Bawono, Senin (8/12/2025).

Diungkapkan, selama ini, sere wangi yang tumbuh subur di kawasan Giring umumnya hanya dijual dalam bentuk bahan mentah dengan harga relatif rendah.

Melalui pendampingan intensif mahasiswa KKN PMM, masyarakat dikenalkan pada teknologi penyulingan sederhana untuk mengolah sere wangi menjadi minyak atsiri bernilai jual tinggi.

Baca Juga: Kontes Nasional Kambing Kaligesing, Memotivasi Peternak Untuk Mengembangkan Usahanya

Proses penyulingan ini dilakukan menggunakan alat distilasi yang dirancang sesuai dengan kondisi desa dan mudah dioperasikan oleh warga.

“Kami tidak sekadar mengajarkan cara menyuling, tetapi juga membekali warga dengan pengetahuan tentang standar kualitas minyak atsiri, manajemen produksi, hingga peluang pemasaran. Harapannya, setelah KKN selesai, kegiatan ini tetap berlanjut secara mandiri,” ujarnya.

Ditambahkan, antusiasme masyarakat Giring terlihat dari keterlibatan aktif kelompok tani, kelompok wanita tani, serta pemuda desa dalam setiap tahapan kegiatan, mulai dari panen sere wangi, proses penyulingan, hingga pengemasan minyak atsiri.

Hasil awal menunjukkan bahwa dari bahan baku sere wangi yang sebelumnya hanya bernilai ratusan rupiah per kilogram, kini dapat diubah menjadi produk minyak atsiri dengan nilai ekonomi yang jauh lebih tinggi.

"Hal ini membuka peluang peningkatan pendapatan sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi warga desa,” jelasnya.

Lurah Giring Joko mengapresiasi program ini sebagai bentuk nyata sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat.

“Kami sangat terbantu dengan kehadiran mahasiswa KKN UGK. Program penyulingan sere wangi ini sejalan dengan arah pengembangan potensi desa kami. Kami berharap ke depan dapat dikembangkan menjadi unit usaha desa atau koperasi agar manfaatnya semakin luas,” ungkapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB

Ditutup Danrem, TMMD Satukan TNI dan Rakyat

Jumat, 7 November 2025 | 19:36 WIB
X