"Kami memastikan seluruh sumber daya perguruan tinggi bergerak cepat, terkoordinasi, dan tepat sasaran,” ungkap Brian beberapa waktu lalu.
Edukasi Sekolah
Kampus Berdampak juga baru-baru ini telah diimplementasikan oleh Universitas Paramadina melalui Program Studi Magister Ilmu Komunikasi yang menggelar kegiatan bertajuk Sekolah Aman, Siswa Belajar dengan Nyaman: Edukasi Pencegahan Kekerasan di SMK Islam Al-Makiyah, Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Paramadina, Wahyutama, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari kewajiban perguruan tinggi sekaligus perwujudan dari misi Universitas Paramadina dan Prodi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina untuk berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi kelompok marginal.
Kegiatan itu melibatkan Komnas Perempuan yang memberikan edukasi mengenai kekerasan kepada para siswa dan guru, serta memberikan pemahaman mengenai body mapping atau bagian tubuh mana saja yang aman dan tidak untuk para siswa serta safety mapping atau tempat-tempat mana saja yang aman dan tidak dalam menanggulangi praktik kekerasan di lingkungan sekolah.
Kegiatan ini hadir karena maraknya tindakan kekerasan di satuan pendidikan yang belum dibarengi dengan tindakan pencegahannya. Maka dari itu, kondisi ini harus ditangani secara bersama, dan melalui kegiatan ini, diharapkan langkah kecil yang konkret yang dilakukan dapat membuat perubahan yang besar ke depannya.
Direktur Kelembagaan Kemdiktisaintek, Mukhamad Najib, berharap, untuk menyebarluaskan program Kampus Berdampak, pihaknya dapat menjadi fasilitator sekaligus kolaborator antara kampus dengan media sehingga informasi dapat menyentuh masyarakat.
“Kami berharap kita bisa bersinergi dan berkolaborasi untuk menginspirasi masyarakat melakukan hal-hal baik. Kita lakukan apa yang bisa kita lakukan. Kita sangat berharap Dikti bisa membangun kerja sama dengan para jurnalis,” ungkapnya dalam acara Journalist Bootcamp Dikti 2020 di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (6/12/2025). (Ati)
