Wamenhaj Dahnil Anzar Simanjuntak Hadiri Dialog Perhajian dan Pembinaan ASN di Bengkulu

Photo Author
- Kamis, 11 Desember 2025 | 23:05 WIB
Wakil Menteri Haji dan Umrah RI, Dahnil Anzar Simanjuntak, menghadiri Dialog Perhajian dan Pembinaan ASN di Kantor Wilayah Kemenhaj RI Provinsi Bengkulu, Rabu (10/12/2025).  (KR istimewa)
Wakil Menteri Haji dan Umrah RI, Dahnil Anzar Simanjuntak, menghadiri Dialog Perhajian dan Pembinaan ASN di Kantor Wilayah Kemenhaj RI Provinsi Bengkulu, Rabu (10/12/2025). (KR istimewa)

BENGKULU - Penyelenggaraan haji era Kemenhaj tidak hanya memaknai haji sebagai ritual semata, tapi juga sebagai simbol kebangsaan dan perubahan sebagaimana para haji- haji pendiri bangsa terdahulu yang membawa semangat perjuangan dan modernitas.

Demikian Wakil Menteri Haji dan Umrah RI, Dahnil Anzar Simanjuntak, menghadiri Dialog Perhajian dan Pembinaan ASN di Kantor Wilayah Kemenhaj RI Provinsi Bengkulu, Rabu (10/12/2025). 

Kegiatan ini diikuti para pejabat Kanwil, para Kakan Kemenhaj kabupaten/kota, Ketua MUI, pimpinan ormas Islam (PWM, PWNU, Perti, Aisyiyah, Muslimat NU), pimpinan KBIHU–PPIU–PIHK, dan undangan lainnya.

Baca Juga: SMK Kesehatan Bantul Salurkan Bantuan Bencana Sumatera Melalui LAZISKU

Wamenhaj Dahnil menyampaikan apresiasinya dan syukurnya dapat bersilaturahmi dengan ASN dan seluruh undangan.

 Ia hadir mengenakan seragam PSL (Pakaian Sarung Lengkap), dan menjelaskan bahwa PSL digunakan setiap Kamis serta pada acara-acara resmi Kemenhaj. Pakaian ini, menurutnya, bukan sekadar seragam, tetapi simbol identitas Kemenhaj yang terinspirasi dari gaya berpakaian para pendiri bangsa seperti HOS Cokroaminoto, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy’ari, hingga H. Agus Salim.

 Generasi pendiri bangsa menggunakan busana sebagai simbol modernitas, intelektualitas, perlawanan, dan kebanggaan nasional. Presiden Prabowo, lanjut Dahnil, juga sangat menaruh perhatian pada bahasa publik melalui simbol-simbol busana sebagai representasi nilai dan karakter kepemimpinan.

Baca Juga: Petugas Gabungan Gelar Apel Jelang Libur Nataru.

Wamenhaj menjelaskan bahwa penyelenggaraan haji era Kemenhaj tidak hanya memaknai haji sebagai ritual semata, tapi juga sebagai simbol kebangsaan dan perubahan sebagaimana para haji- haji pendiri bangsa terdahulu yang membawa semangat perjuangan dan modernitas. Ia memaparkan transformasi besar Kemenhaj melalui tiga arah sukses penyelenggaraan haji: sukses ritual, sukses ekosistem ekonomi haji, serta sukses peradaban dan keadaban.

Pada aspek ritual, Kemenhaj berkomitmen membangun kultur meritokrasi dengan menempatkan kompetensi dan integritas sebagai dua syarat utama bagi seluruh SDM Kemenhaj.

Wamenhaj juga mengungkapkan masih adanya praktik rente dan asimetri informasi dalam pengelolaan layanan haji, termasuk potensi manipulasi dalam rantai layanan dan perdagangan kuota jemaah. Presiden Prabowo, tegas Dahnil, memerintahkan agar seluruh praktik tersebut dibersihkan hingga ke akar-akarnya meskipun memunculkan resistensi dan fitnah.

Baca Juga: Putri Cilik Banyumas, Ayesha, Bikin Heboh Panggung Nasional dengan dongeng 'Baturaden'

Transformasi ini, menurut Wamenhaj, harus menjadi ikhtiar bersama seluruh jajaran Kemenhaj hingga level provinsi dan kabupaten/kota.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X