Krjogja.com-PURWOKERTO — Kabar membanggakan datang dari bumi Ngapak, Kabupaten Banyumas kini punya bintang cilik baru yang namanya sudah berkibar di kancah nasional. Dia adalah Maristza Qaireen Al Ayesha, siswi SD Negeri 1 Sokarnegara, yang baru saja menyabet gelar Juara Pertama Lomba Mendongeng Tingkat Nasional 2025. Prestasi ini membuat nama Purwokerto dan budaya Banyumas makin bersinar terang.
Ayesha, si pendongeng berbakat ini, berhasil menaklukkan panggung nasional berkat kepiawaiannya membawakan dongeng berjudul "Baturaden". Ini bukan sekadar cerita biasa, lho!
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Banyumas, Joko Wiyono, Kamis (11/12/2025) menjelaskan bahwa kisah legenda lokal ini telah dimodifikasi agar "nyambung" dan lebih menarik bagi generasi Z, tanpa kehilangan nilai-nilai moral aslinya.
"Kami bangga sekali. Karya 'Baturaden' yang dibawakan Ayesha ini membuktikan bahwa cerita khas kita mampu bersaing dan diakui secara nasional," ujar Joko Wiyono. Kompetisi yang diselenggarakan Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) ini bahkan mendapat pengakuan dari Kementerian Pendidikan.
Tak tanggung-tanggung, Pemerintah Kabupaten Banyumas memberikan apresiasi yang luar biasa. Kamis kemarin, Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono secara langsung memberikan penghargaan.
Suasana makin meriah karena Ayesha kemudian dikawal kirab keliling Kota Purwokerto! Disambut tepuk tangan warga, siswi cilik ini diarak bak pahlawan yang baru pulang membawa medali emas.
Bupati Sadewo Tri Lastiono menegaskan bahwa prestasi Ayesha adalah cerminan dari tiga pilar penting: bakat pribadi, pembinaan sekolah, dan dukungan penuh dari orang tua.
“Kalau di sekolah dididik tetapi di rumah tidak didukung, saya kira tidak akan berhasil seperti ini. Prestasi tidak diraih instan, butuh konsistensi!” tegas Bupati.
Bupati Sadewo juga memberikan pesan penting. Menurutnya, mendongeng bukan cuma soal bercerita, tapi senjata rahasia untuk meningkatkan literasi, kreativitas, dan yang paling utama, mencintai budaya daerah.
"Saya ingin lebih banyak cerita lokal diangkat supaya anak-anak makin mencintai budaya Banyumas," harapnya. Ia juga berharap tradisi mengarak siswa berprestasi ini terus dilanjutkan sebagai suntikan motivasi bagi pelajar Banyumas lainnya untuk berani berkompetisi sehat di tingkat nasional.
Sementara itu, Ayesha sendiri mengaku menikmati prosesnya. Ia berlatih rutin selama sekitar satu bulan. "Saya suka mendongeng karena dari kecil memang suka didongengin," katanya polos.(Dri)