Kuncoro menambahkan bahwa sejak kecil sudah cinta dengan museum, tapi baru menyadari bahwa ada 45 museum di DIY yang merupakan terbanyak ke-2 di Indonesia.
“Menariknya, ada berbagai kegiatan yang bisa dilakukan di museum. Misalnya di Museum Tani kita bisa ikut membajak sawah dengan peralatan petani yang sudah turun temurun dipakai oleh para petani kita yang selama ini menjaga ketahanan pangan kita. Atau menggambar bersama di Museum Tino Sidin. Menarik kan?†ujarnya.
Nusi berharap dapat menyosialisasikan lebih luas lagi tentang keberadaan museum ini khususnya kepada anak muda.
“Kami menggunakan sosial media dan menggandeng media massa untuk lebih banyak menampilkan museum yang sangat beragam ini. Masing-masing museum memiliki kekhasan dan keeksotisan. Selain itu kami juga adakan berbagai program, seperti Mlampah-mlampah ing Museum yang dikembangkan sejak 2014, pameran, lomba menggambar dan mewarnai dll,†cerita Nusi dengan penuh semangat.
Harapan Andhita, Kuncoro, dan Nusi, selain bergembira bersama di Museum, pengunjung juga lebih peduli dengan larangan yang ada seperti tidak menyentuh koleksi Museum dll, sehingga terjagalah dengan baik warisan ini dari pendahulu untuk generasi selanjutnya.
Wow...saya senang sekali dengan semangat ini. Banyak objek wisata yang sudah kita kunjungi, mari kunjungi juga museum yang begitu banyak dan beragam di negeri ini. Supaya kita dapat menghargai masa lalu yang membentuk kita sekarang dan belajar untuk menjalani masa depan yang lebih baik.
Ayooo...bikin bangga Indonesia !!