KRjogja.com - HARLAH Ke-101 NU diawali dengan melangitkan istigosah dan khataman Al Quran di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran (PPSPA) di Ngaglik Sleman, Minggu (28/1/2024).
Pondok ini sangat populer di DIY dan sekitarnya. Selain seringnya jadi tuan rumah untuk berbagai acara-acara akbar, Pondok Pesantren ini juga sering dikunjungi tokoh-tokoh populer.
Dilansir dari website resmi pondok tersebut yaitu sunanpandanaran.com inilah sejarah berdirinya Pondok Pesantren ini.
Pondok Pesantren Sunan Pandanaran didirikan oleh KH Mufid Mas’ud bersama istri beliau yang bernama Hj Jauharoh yang merupakan putri dari pendiri Pondok Pesantren al-Munawwir Krapyak Yogyakarta yakni KH Munawwir.
PPSPA berdiri pada tanggal 17 Dzulhijjah 1395 H, yang bertepatan dengan tanggal 20 Desember 1975 M.
Jika melihat kronologi berdirinya Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta sebenarnya ada tali sejarah yang menghubungkan PPSPA dengan pondok pesantren Al Munawwir, Krapyak.
Baca Juga: Hari Ini Hujan Merata di DIY
Mufid Mas’ud, pendiri dan pengasuh pesantren ini, semula adalah pengasuh Pondok Puteri Al Munawwir , Krapyak. Pada bulan Oktober 1975, kyai kelahiran Tembayat, Klaten, Jawa Tengah ini hijrah sekeluarga dari Krapyak ke desa Candi, Sleman.
Di sana beliau sekeluarga menempati tanah wakaf dari H Masduqi ‘Abdullah seluas 2000 meter persegi yang terletak sekitar 200 meter sebelah barat jalan raya Yogya-Kaliurang Km 12,5.
Masih berasal dari sumber yang sama, di desa yang berada di lereng Gunung Merapi inilah Mbah Mufid mendirikan pesantren sekitar dua bulan pascakepindahan beliau dari Krapyak.
Baca Juga: Strategi NU Menuju Transformasi Konstruksi Organisasi
Pada mulanya, bangunan PPSPA hanya berupa masjid dan rumah sederhana yang berdiri di atas tanah wakaf tersebut. Adapun mengenai pengambilan Sunan Pandanaran sebagai nama pondok pesantren ini adalah untuk menghargai jasa-jasa Sunan Pandanaran (Sunan Tembayat) yang merupakan leluhur Mbah Mufid dalam upaya penyebaran Islam di Jawa khususnya di Tembayat, Klaten.
Penggunaan nama Sunan Pandanaran sebagai nama Pondok Pesantren ini juga mempunyai tujuan untuk ber-tafa’ul, berusaha untuk meniru dan mengikuti kegigihan, serta mewarisi semangat Sunan Pandanaran dalam menjalankan misi Islam sampai ke pelosok pedesaan.