nasional

Ramai Seruan Boikot Trans7, Gus Nadir Tokoh NU Tuntut Produser dan Pembaca Naskah Dipecat

Selasa, 14 Oktober 2025 | 18:53 WIB
Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir)

KRJogja.com- Seruan "Boikot Trans7" kini ramai di media sosial setelah tayangan “Xpose Uncensored” edisi Senin, 13 Oktober 2025 menampilkan kehidupan santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Tayangan tersebut menuai kecaman luas karena dianggap menggiring opini negatif terhadap dunia pesantren. Dalam program itu, “Xpose Uncensored” menyoroti beberapa aspek kehidupan santri, termasuk tradisi berjalan jongkok di depan kyai yang dijelaskan sebagai bentuk penghormatan.

Namun, narasi yang disampaikan dianggap menyepelekan nilai-nilai adab dan ketawadhuan yang menjadi ciri khas pesantren.

Baca Juga: Gus Hilmy Kecam Tayangan Trans7, Sangat Melukai Martabat Pesantren

Tayangan itu juga menampilkan santri yang memberikan amplop kepada kyai, disertai narasi bahwa para kyai hidup mewah dari pemberian santri. Visualisasi tersebut memicu kemarahan publik, terutama dari kalangan pesantren, karena dinilai memutarbalikkan fakta.

Selain itu, “Xpose Uncensored” menggambarkan aktivitas santri yang membersihkan rumah kyai seolah-olah seperti pekerjaan asisten rumah tangga. Padahal, dalam tradisi pesantren, hal itu dikenal sebagai bentuk khidmah atau pengabdian kepada guru yang diyakini membawa keberkahan ilmu.

Gelombang kritik pun meluas dengan munculnya tagar #BoikotTrans7 di berbagai platform media sosial.  Pernyataan tegas datang dari akademisi dan tokoh Nahdlatul Ulama, Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir. Dalam unggahannya di X (Twitter), Gus Nadir menulis dengan rasa kecewa bahwa Trans7 telah “menampar wajah santri menjelang Hari Santri Nasional.”

Baca Juga: PBNU Protes Tayangan ‘Expose Uncensored’ Trans 7

Ia menyebut tayangan tersebut sebagai “penghinaan” terhadap para kiai, khususnya KH. Anwar Manshur, pengasuh Ponpes Lirboyo sekaligus Rais Syuriah PWNU Jawa Timur.

Menurutnya, apa yang dilakukan Trans7 bukan sekadar “salah tayang,” melainkan bentuk framing jahat yang disusun secara sistematis untuk merendahkan pesantren.

“Lihatlah, rumah KH Anwar Manshur begitu sederhana—jauh dari kemewahan. Tapi Trans7 justru membingkai seolah beliau hidup dari amplop dan kemewahan. Itu fitnah! Itu penghinaan terhadap orang yang seluruh hidupnya diabdikan untuk ilmu dan umat,” tulis Gus Nadir.

Ia juga menyerukan agar produser dan pembaca naskah program tersebut dipecat serta meminta Trans7 menayangkan program tandingan yang menampilkan nilai-nilai luhur pesantren seperti barokah, adab, disiplin, dan pendidikan karakter.

Baca Juga: Dianggap Hina Marwah Kiai dan Pondok Pesantren, Tagar Boikot Trans7 Viral di Media Sosial

Lebih lanjut, Gus Nadir mendesak Dewan Pers dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk turun tangan, serta meminta para pengiklan menghentikan kerja sama dengan Trans7 sampai lembaga tersebut bertanggung jawab penuh.

Halaman:

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB