KRjogja.com - JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah berjalan sejak Januari 2025 terus menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kualitas gizi anak bangsa, dengan fokus utama makanan harus aman, sehat, dan bergizi seimbang.
Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S. Deyang menegaskan bahwa Peraturan Presiden tentang Tata Kelola MBG telah ditandatangani dan segera diterbitkan sebagai acuan nasional.
“Keamanan pangan adalah fondasi dalam pelaksanaan MBG dan kami memastikan standar itu berlaku di seluruh SPPG,” kata Nanik di Antara Heritage Center, Jakarta, Kamis (23/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa operasional SPPG diatur dalam tiga giliran kerja untuk menjamin mutu sejak proses memasak hingga pendistribusian makanan.
“Semua alur sudah standar, mulai dari makanan keluar dari dapur hingga diterima dalam keadaan layak dan siap konsumsi,” tambahnya.
Dari sisi penelitian pangan, Kepala Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Satriyo Krido Wahono menyoroti pentingnya pengaturan suhu bahan baku dan proses masak dalam skala besar.
“Edukasi dan pengawasan suhu rantai produksi adalah kunci memastikan makanan tetap aman,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa konsistensi pelatihan di lapangan berpengaruh langsung pada kualitas pangan MBG.
“Semakin baik kapasitas pengolahnya, semakin terjaga mutu gizi yang diterima anak-anak,” kata Satriyo.
Baca Juga: Motor Dinas Kades Gempolan Dicuri Saat Hujan, Aksi Pelaku Terekam CCTV
Sementara itu, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof. Tjandra Yoga Aditama menilai bahwa MBG punya dampak multidimensi yang nyata.
“Program ini bukan hanya soal makan siang, tetapi investasi besar untuk meningkatkan konsentrasi belajar anak dan kualitas generasi,” ucapnya.
Ia mengingatkan pentingnya literasi konsumsi agar makanan yang diterima tidak terlambat dikonsumsi. “Makanan bergizi harus dimakan tepat waktu supaya manfaatnya tidak berkurang,” kata Prof. Tjandra.