KRjogja.com - Pemerintah mengalokasikan dana investasi sekitar Rp20 triliun sebagai langkah strategis mendorong pertumbuhan industri perunggasan nasional, khususnya ayam pedaging dan petelur.
Kebijakan ini menjadi salah satu upaya pemerintah dalam memperkuat ketahanan pasokan pangan nasional guna memastikan keberlanjutan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Menteri Pertanian yang juga menjabat Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman, proyek pembangunan peternakan ayam ini disepakati dalam rapat finalisasi hilirisasi sektor pertanian. Rapat itu mempertemukan berbagai kementerian dan lembaga guna menyusun langkah hilirisasi di bidang pangan, perkebunan, hortikultura, dan peternakan.
Baca Juga: Diponegoro Hero, 200 Tahun Perang Jawa Dibuat Jadi Film AI, Diputar Gratis di Embung Giwangan
"Hal-hal yang penting dari seluruh investasi yang kita percepat adalah potensi kelapa, kakao, mente, kelapa sawit, kelapa dalam, kemudian peternakan ayam pedaging dan telur terintegrasi. Itu ada anggaran khusus Rp20 triliun," tutur Amran saat menghadiri konferensi pers di Kementan, Jakarta Selatan, Jumat (7/11).
"Kita akan buat seluruh Indonesia untuk menyuplai MBG. Kita menyuplai, jangan sampai telur dan ayamnya ke depan shortage atau kekurangan. Jadi kita siapkan dari sekarang," imbuhnya.
Ia mengatakan bahwa pendanaan pembangunan peternakan ayam akan berasal dari Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia. Lokasinya direncanakan berada di kawasan yang belum tercukupi kebutuhan ayam dan telur.
"Di seluruh Indonesia yang kekurangan shortage untuk daging ayam dan telur. Kita mulai sekarang pra-FS (feasibility study) arahannya beliau, kemudian insya Allah mudah-mudahan Januari sudah start. Kita persiapan satu bulan," ujarnya.
Sebagai bagian dari dorongan hilirisasi pangan dan pertanian, pemerintah menyiapkan pengembangan peternakan ayam terintegrasi. Amran menyatakan nilai investasi yang direncanakan di sektor tersebut dan industrina mencapai Rp371 triliun guna menjaga kestabilan pasokan daging ayam dan telur nasional.
Perhitungan Bapanas menegaskan bahwa program ini memerlukan tambahan pasokan tahunan sekitar 700 ribu ton telur serta 1,1 juta ton ayam pedaging.
Proyek tersebut tak hanya berfokus pada keberlanjutan pasokan, tetapi juga diharapkan menjadi motor pemerataan ekonomi desa dan penciptaan lapangan kerja. Pengembangan peternakan ayam, perkebunan, dan sektor turunannya dapat menciptakan hingga 3 juta lapangan kerja dalam kurun empat tahun mendatang.
Usai studi kelayakan selesai, Kementerian Pertanian memperkirakan proyek peternakan ayam terintegrasi dapat dimulai pada awal 2026. Program ini merupakan langkah lanjutan dalam memperkuat rantai hilirisasi pangan nasional menuju swasembada. (*)