Krjogja.com - YOGYA - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) kini merambah dunia perfilman Indonesia. Salah satu karya terbaru yang menarik perhatian adalah film “Diponegoro Hero”, yang dibuat sepenuhnya dengan teknologi AI untuk memperingati 200 tahun Perang Jawa.
King Bagus, produser film tersebut, mengungkapkan bahwa proses pembuatan film ini tidak mudah. AI dikatakannya saat ini berkembang luar biasa, dan kita harus ikuti dengan kemampuan kita.
"Suka atau tidak suka, AI harus kita manfaatkan dengan baik," ungkap Bagus, bagian dari USKY.ai saat berbincang dengan wartawan di Silol Coffee, Jumat (7/11/2025).
Menurutnya, proses kreatif dalam membuat film AI memerlukan ketelitian dan kesabaran tinggi. "Membuat prompt itu begitu sulitnya, harus sabar membuat scene satu per satu, apalagi sampai 35 menit. Kami juga sempat kesulitan membuat wajah khas Indonesia di AI, baru setelah Gemini masuk Indonesia, hasilnya mulai mendekati harapan, ada wajah Indonesia," jelasnya.
King Bagus menambahkan, film ini lahir dari kegelisahan generasinya, yakni Gen X, terhadap tantangan menumbuhkan rasa cinta tanah air di kalangan generasi muda. Ada dunia baru, yakni AI, yang bisa kita isi dengan hal-hal baik.
"Salah satunya lewat tokoh Pangeran Diponegoro. Kami ingin generasi Z dan Alpha mengenal sejarah bangsanya melalui medium yang mereka akrabi. Kami sedang berusaha, dua tahun lagi bisa tayang di bioskop," katanya.
Ia berharap semangat perjuangan Diponegoro dalam Perang Jawa bisa kembali membangkitkan inspirasi bagi anak muda. "Perang Jawa memang hanya lima tahun, tapi mampu membuat rungkad kekuatan kolonial. Strategi Diponegoro bahkan menginspirasi tokoh besar seperti Panglima Sudirman dan Ho Chi Minh di Vietnam," tambahnya.
Dukungan terhadap film ini datang dari Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro. Ketua paguyuban, Rahadi Saptata Abra, menyebut film ini sejalan dengan visi mereka untuk melestarikan nilai-nilai perjuangan sang pahlawan nasional.
"Juni lalu saya bertemu dengan King Bagus. Ia mengembangkan platform nonton film AI bernama USKY.ai dan ingin membuat film Pangeran Diponegoro serta meminta izin secara resmi. Kami sangat mendukung, dengan catatan tetap berpijak pada data primer sejarah," ujarnya.
Rahadi menjelaskan, setelah proses pembuatan selama sebulan, film berdurasi 35 menit itu kemudian dipreview dan mendapatkan beberapa masukan untuk penyempurnaan. "Ada perubahan agar karakter tokoh-tokohnya lebih maksimal. Film ini sudah sempat diluncurkan di Jakarta, dan pada 10 November nanti akan ditayangkan di Yogyakarta, tepatnya di Embung Giwangan, bertepatan dengan Milad Pangeran Diponegoro," katanya.
Penayangan di Yogyakarta bertepatan dengan Milad Pangeran Diponegoro sekaligus peringatan 200 tahun Perang Jawa. "Momen ini sangat istimewa, bukan hanya untuk mengenang sejarah, tapi juga mengajak generasi muda untuk belajar dari perjuangan leluhurnya. Film ini kami harapkan menjadi tontonan, tuntunan, sekaligus tatanan," imbuh Abra.
Film Diponegoro Hero diharapkan dapat menjadi contoh bagaimana teknologi AI bisa dimanfaatkan untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan, menghubungkan masa lalu dengan masa depan dan menghadirkan kembali semangat Diponegoro dalam format yang dekat dengan generasi digital masa kini. "Kami undang siapapun hadir menyaksikan film AI tentang Pangeran Diponegoro, dengan asyik, gratis, 10 November pukul 13.00 di Grha Budaya Embung Giwangan," pungkas Abra. (Fxh)