YOGYA, KRJOGJA.com - Pendidikan nonformal memiliki peran penting dalam memberikan penyadaran kepada masyarakat tentang kondisinya yang mungkin sedang tidak baik-baik saja, dalam istilah lain disebut sebagai pemberdayaan. Peran tersebut memiliki konsekuensi bahwa setiap penggiat pendidikan nonformal harus memiliki kepekaan terhadap kondisi masyarakat. Demikian disampaikan penggiat pendidikan nonformal, Arif Wijayanto kepada KRJOGJA.com, Sabtu (9/7/2022).
Menurut Arif, agen pendidikan nonformal tidak boleh terjebak pada tataran kesejahteraan ekonomi semata, karena tujuan akhir dari paradigma ini adalah kesadaran dan kemerdekaan.
"Bisa jadi memang ekonomi merupakan salah satu cara untuk menjangkau kesadaran, kebebasan dan kemerdekaan, namun perlu dipahami bahwa ia hanyalah sebuah jalan dan bukanlah tujuanya. Selain itu, pemberdayaan juga berfokus kepada kesetaraan dan pembebasan yang kaitanya dengan struktur dan system masyarakat," katanya.
Lebih lanjut disampaikan Arif, dialog merupakan metode yang diterapkan untuk mencapai tujuan dari pendidikan atau pengajaran pedagogi kritis. Seperti halnya para penganut eksistensialis, dialog digunakan untuk membangun kepercayaan diri supaya dapat memunculkan kesadaran secara otentik.
"Pendekatan melalui dialog digambarkan oleh socrater, bahwa pendidik itu selayaknya bidan yang hanya membantu seorang ibu untuk melahirkan. Artinya Pendidikan harus juga memiliki ketrampilan untuk membuat dialog yang membangun kesadaran kritis," ujarnya.
Dijelaskan Arif, tahapan pendidikan nonformal dengan berlandaskan pedagogi kritis yakni, identifikasi masalah/kebutuhan, penyadaran, membuat kurikulum, melaksanakan pembelajaran, mempromosikan hasil belajar, evaluasi dan pendampingan. Pada akhirnya, pendidikan nonformal memberikan peran yang urgent kepada masyarakat.
"Pemberdayaan bukan hanya memberikan bantuan materi kepada masyarakat lalu meninggalkanya begitu saja, namun lebih dari itu pemberdayaan perlu memberikan inspirasi dan aspirasi kepada masyarakat untuk dapat hidup secara merdeka dan mandiri," pungkasnya. (Dev)