Healing Art, Cara Desainer Berkontribusi Paska Pandemi

Photo Author
- Rabu, 25 Mei 2022 | 05:10 WIB
Workshop yang dilakukan ISI Yogya bersama Hochschule Hannover University of Applied Science.
Workshop yang dilakukan ISI Yogya bersama Hochschule Hannover University of Applied Science.

BANTUL, KRJOGJA.com - Jurusan Desain ISI Yogyakarta dan Hochschule Hannover University of Applied Science menyelenggarakan Design Thinking Workshop 2022 selama 3 hari, 23 – 25 Mei 2022. Workshop ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun sejak 2015 silam.

Setiap tahun, 25 mahasiswa Hochschule Hannover datang berkunjung ke ISI Yogyakarta untuk melakukan workshop bersama 25 mahasiswa ISI Yogyakarta dari berbagai program studi. Karena sifat workshop ini yang multi disipliner, mahasiswa didorong untuk bekerja sama dalam tim dengan anggota yang beragam. Beberapa mahasiswa yang bergabung diantaranya berasal dari Program Studi Desain Interior, Desain Produk, Desain Komunikasi Visual, serta Jurusan Kriya Seni ISI Yogyakarta.

Workshop Design Thinking yang sudah berlangsung selama 8 tahun ini dipandu langsung oleh Prof Gunnar Spellmeyer, seorang desainer dan pengajar di Hochschule Hannover, Jerman. Saat ini karena situasi pandemi, workshop yang biasanya dilaksanakan secara luring di ISI Yogyakarta harus dilaksanakan secara hybrid, kombinasi antara luring dan daring, 25 orang mahasiswa ISI Yogyakarta melakukan workshop dari dalam kelas, tetapi tetap terhubung melalui platform zoom dengan 25 mahasiswa dari Hochschule Hannover.

Ivada Ariyani, S.T., M.Des, Ketua Pelaksana Design Thinking Workshop #08, Tahun 2022 Kerjasama ISI Yogyakarta – Hochschule Hannover, Jerman mengatakan workshop tersebut merupakan kesempatan bagi mahasiswa dalam menggunakan teknologi untuk menunjang bekerja dalam sebuah tim dengan beragam dinamika. Berbagai aplikasi digunakan sebagai pengganti whiteboard, post-it, serta sketsa –sketsa yang kerap digunakan selama bekerja sebagai calon desainer.

“Meskipun mendapati beragam tantangan, namun dapat dibuktikan bahwa bekerja secara tim menggunakan media daring merupakan cara baru yang dapat digunakan dalam workshop ini. Masih dalam situasi pandemi, mahasiswa peserta workshop bekerja dengan berfokus pada bagaimana menciptakan inovasi – inovasi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang timbul selama dan setelah pandemi,” ungkapnya pada wartawan, Selasa (24/5/2022).

Workshop diawali dengan wawancara dengan narasumber yang didatangkan, untuk berusaha menggali informasi dan menemukan insight bagaimana desain akan berperan dalam menata kehidupan setelah pandemi. Setelah itu, dengan bekerja secara berkelompok, mahasiswa berdiskusi dan melakukan brainstorming untuk berusaha merumuskan permasalahan kemudian menawarkan ide solusi.

Dua desainer hadir sebagai narasumber didatangkan dari Indonesia dan Jerman, yaitu Nor Jayadi, S.Sn., M.A yang sekaligus dosen di ISI Yogyakarta, dan Ann-Sophie Kuchler, untuk berbagi tentang situasi dan permasalahan yang dihadapi saat pandemi. Ann- Sophie Kuchler, seorang desainer yang menggeluti bidang healing art menyatakan bahwa selama pandemi, healing art banyak membantu pasien untuk pulih.

Salah satu manifestasinya dalam menerapkan healing art untuk membantu banyak orang adalah dengan menciptakan start-up, Resonanzraum. Ini merupakan sebuah proyek dimana Kuchler merancang artwork dan elemen interior yang diterapkan pada rumah sakit untuk menciptakan suasana healing pada pasien.

Ia berpendapat bahwa healing sama pentingnya dengan efisiensi, karena banyak sekali penyakit yang ditimbulkan oleh stress itu sendiri. Namun demikian, menurutnya saat ini tantanngannya adalah bagaimana meyakinkan klien bahwa kini banyak orang yang membutuhkan healing.

Dalam rangkaian workshop ini pula, akan diselenggarakan Online Seminar yang berjudul “Design & Post-Pandemic Recovery” pada hari Rabu, 25 Mei 2022 pada pukul 15.00 WIB. Dalam seminar ini akan dihadirkan dua orang pembicara, yaitu Dr. Adhi Nugraha dari ITB dan Dr. Friedrich Weltzien dari Hochschule Hannover. Dr. Adhi Nugraha akan menyampaikan materi dengan judul Post-Pandemic Design Calibration, sementara Dr. Weltzien akan menyampaikan materi dengan judul The Creative Break, “I Prefer Not to” as an Inspired Decision. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

Menemukan Rumah Kedua di Sekolah Rakyat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:10 WIB
X