Pelaksanaan Kurikulum Prototipe Butuh Kecermatan

Photo Author
- Senin, 3 Januari 2022 | 07:30 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Pandemi Covid-19 tidak bisa dipungkiri telah menimbulkan persoalan serius diberbagai sektor kehidupan termasuk bidang pendidikan. Untuk itu Kemendikbudristek mencoba melakukan sejumlah strategi untuk menjaga kualitas pembelajaran, termasuk dimasa pandemi Covid-19.

Salah satunya lewat kurikulum prototipe, kebijakan itu dilakukan dengan harapan untuk pemulihan pembelajaran akibat pandemi Covid-19. Satuan-satuan pendidikan dapat menerapkan kurikulum tersebut mulai 2022 hingga 2024 mendatang untuk kemudian hasilnya dievaluasi.

"Memang harus diakui bahwa selama pandemi dengan menggunakan Kurikulum 2013 yang di sederhanakan, kurang efektif. Karena siswa tidak hadir di sekolah dan materi materi dalam kurikulum banyak yang dikurangi. Sehingga selama tahun 2020-2021 pendidikan dan sekolah tidak bisa optimal juga dalam menanamkan karakter. Namun apakah kurikulum prototip ini sebagai solusi kekurangan itu? Tentu ini yang harus kita kaji lebih mendalam," kata pengamat pendidikan sekaligus mantan Ketua PGRI DIY, Ahmad Zainal Fanani MA di Yogyakarta, Minggu (2/1/2022).

Menurut Zainal Fanani,?sebetulnya jika ingin pendidikan kembali ke normal, alangkah baiknya jika siswa bisa belajar di sekolah. Karena dengan cara itu kurikulum 2013 akan bisa tercapai sebagaimana tujuan kurikulum tersebut dibuat. Untuk itu sebelum berencana untuk menerapkan kurikulum baru, alangkah baiknya jika kurikulum sebelumnya di evaluasi.Sehingga bisa tahu mana kekurangan yang perlu disempurnakan . Jadi pijakannya dari pelaksanaan kurikulum 13 bukan kurikulum yang disederhanakan. Sekaligus dievaluasi model pembelajaran daring selama pandemi.

"Menurut saya mulai tahun 2022 ini sebaiknya secara bertahap anak kembali masuk sekolah. Tindakan itu perlu dilakukan agar anak tidak jadi pemalas akibat pendidikan selama pandemi, dan kecenderungan untuk lebih senang tidak masuk sekolah. Disinilah susahnya sekolah menanamkan karakter, jadi penanaman karakter bukan hanya di beri solusi dengan kurikulum baru, tapi masukkan dulu anak datang ke sekolah, nanti sekolah akan kembali menanamkan karakter siswa dengan berbagai kegiatan," papar Zainal Fanani. (Ria)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

Menemukan Rumah Kedua di Sekolah Rakyat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:10 WIB
X