Potensi Budaya Belum Diekspos dan Dikoneksikan

Photo Author
- Senin, 8 November 2021 | 15:17 WIB
Pembicara sarasehan budaya 'Jejak Petilasan Gilangharjo'. (jayadi kastari)
Pembicara sarasehan budaya 'Jejak Petilasan Gilangharjo'. (jayadi kastari)

YOGYA, KRJOGJA.com - Petilasan, situs, cagar budaya dan jejak budaya sangat banyak ada di masyarakat. "Ada yang dikenal masyarakat pro-kontranya. Bahkan sudah terlupakan sama sekali. Kenapa hal ini terjadi? Jejak budaya kebanyakan belum ditulis, dinarasikan dan dikoneksikan," kata Agus Suwarto SSos, Kepala Seksi Pengembangan Warisan Budaya Benda Kundha Kebudayaan (Dinas Kebudayaan DIY)  dalam  Sarasehan Budaya di Auditorium Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kampus 1, Jalan Kapas, Semaki Yogyakarta, Senin (08/11/2021).

Sarasehan Budaya  bertema 'Jejak Petilasan  di Gilangharjo' dengan narasumber Surakso Wiryo Sanjoyo (Juru Kunci Situs Gilanglipuro), Surakso Surosentika (Juru Kunci Makam Tambalan) dengan moderator Sudaryanto MPd (dosen FKIP-UAD). Hadir dan memberi sambutan Choirul Fajri SIKom MA (Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni/Bimawa UAD) dan dibuka oleh Dr Gatot Sugiarto MH (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UAD).

Menurut Agus Suwarto, petilasan, situs dan artefak budaya sebenarnya menjadi kekayaan sejarah, kehidupan berbangsa dan negara. "Hanya saja harus diakui, kekayaan situs dan petilasan belum tertata dan didata serta dikoneksikan seperti apa ke depanya pengelolaanya," katanya.

Setahu Agus Suwarto, petilasan Gilangharjo Pandak Bantul tahun 2014, sudah memiliki website, padahal petilasan lain belum memiliki. "Ini contoh, petilasan sudah dinarasikan dengan sentuhan teknologi," katanya.

Agus Suwarto menegaskan, sudah waktu semua potensi didata, potensi budaya dikabarkan, dibranding untuk disebarkan ke masyarakat. "Situs budaya bisa menjadi refensi dan rujukan tentang masa lalu," ucapnya.

Sebelumnya, Dr Gatot Sugiarto MH dan Choirul Fajri MA dalam sambutan antara lain mengatakan, Yogya dikenal sebagai kota budaya, ada baiknya petilasan budaya seperti Gilangharjo  perlu secara terus menerus  dikenalkan, direpresentasikan kepada masyarakat. Jangan sampai sejarah dilupakan karena tidak dikenalkan kepada generasi muda.  Kurang mengenal sejarah dan budaya sendiri karena memang tidak tahu. (Jay)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

Menemukan Rumah Kedua di Sekolah Rakyat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:10 WIB
X