PANDEMI Covid-19 telah membuat banyak perubahan yang mau tidak mau membutuhkan adaptasi dari setiap orang. Sektor yang paling membutuhkan perubahan pada era pandemi Covid-19 yakni sektor pendidikan. Banyak hal yang berubah dalam dunia pendidikan. Sistem Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang harus berubah menggunakan metode online menuntut guru,siswa dan wali siswa sebagai pendamping harus cepat beradaptasi.
Salah satu tenaga pengajar Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS), Rahmat, SS, MA kepada KRJOGJA.com menuturkan kreatif dan selalu bersinergi dengan orangtua/wali siswa adalah kunci utama mata pelajaran bahasa Jawa menjadi mata pelajaran yang mudah dan menyenangkan bagi siswa didik di era KBM Online utamanya bagi siswa sekolah dasar. Bagi siswa menengah, imbuhnya sebenarnya lebih cukup mudah bagi seorang guru dalam memberikan materi pelajaran yang menyenangkan namun sarat dengan nuansa pendidikan karakter.
"Semua mata pelajaran bahasa termasuk bahasa Jawa merupakan pelajaran yang juga diterapkan sebagai habbit atau kebiasaan. Seseorang akan lebih mudah belajar bahasa tertentu bila diterapkan keseharian termasuk juga bahasa Jawa. Namun dalam KBM Online semua menjadi kurang optimal karena guru sebagai instruktur dan interaksi terbanyak adalah peran orangtua. Maka sinergitas keduanya sangat diperlukan," tutur Dosen yang sedang menempuh Pendidikan Doktor untuk Ilmu Ilmu Humaniora di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM ini.
Untuk KBM tingkat SMP dan SMA, imbuhnya ia mengusulkan kepada guru untuk mengefektifkan literasi Sastra Jawa. Adapun literasi tersebut bisa didapatkan dari piwulang dan serat-serat dalam Sastra Jawa. Adapun piwulang ini dapat berisi berbagai macam pendidikan karakter seperti membangun semangat,prinsip hidup orang Jawa yakni sabar, optimis,hidup sehat dan selalu menabur kebaikan.
"Isi yang terkandung dalam literasi Sastra Jawa sangat sarat dengan nuansa pendidikan karakter yang nuansanya pas jika diterapkan pada era pandemi seperti saat ini," tuturnya.
Ia kemudian mencontohkan beberapa piwulang yang terkandung dalam literasi Sastra Jawa yakni Serat Sadrana yang menceritakan dan menggambarkan kehidupan suami istri seorang pekerja biasa namun memiliki pola hidup yang teratur, hidup sehat, mencari uang dengan perencanaan hidup yang baik dengan 3 pola utama pemanfaatan uang yakni untuk makan (konsumsi), bersedekah dan menabung.
Adapula piwulang lain seperti Serat Sangu Gesang yang menggambarkan aneka macam sangu atau bekal hidup berupa tuntunan manusia dalam menjalani kehidupan. Dalam Serat Sangu Gesang berisi tuntunan optimisne, kekuatan, ketekunan dan kebaikan.
"Bagi siswa tingkat SMP dan SMA mungkin disela-sela KBM yang sesuai dengan kurikulum bisa juga sesekali membuat resensi dan rangkuman atau bisa juga nantinya dipresentasikan secara daring semacam story telling," jelasnya.
Untuk KBM bagi siswa SD, imbuhnya yang juga Abdi Dalem Tepas Widyapustaka Pura Pakualaman ini ia merekomendasikan membangun sinergitas harmonis antara guru dan orangtua serta menciptakan metode KBM yang menyenangkan seperti menonton video tutorial dari guru mata pelajaran tersebut.
"Guru Bahasa Jawa dapat mengirimkan video Ibu/Bapak Guru yang tengah memberikan penjelasan pada pelajaran Bahasa Jawa. Bagaimana pelafalannya bagaimana mengucapkannya dapat juga diselipi dengan sedikit cerita atau mendongeng untuk menumbuhkan antusiasme peserta didik. Siswa sekolah dasar lebih butuh banyak mendengarkan pada pelajaran bahasa. Jadi guru tidak hanya menginstruksikan dengan memberi penugasan dari buku paket dengan minim penjelasan," tutup staf pengajar yang memiliki hobi wisata kuliner ini. (Rahajeng Pramesi)