YOGYA, KRJOGJA.com - Bicara tentang korupsi di Indonesia seperti hal biasa. Justru yang menarik, siapa yang korupsi, korupsi apa, siapa saja yang terlibat? Soal mengapa korupsi harus diberantas? Korupsi adalah kejahatan, tindak pidana, tetapi hal yang sangat subtansial, korupsi menjadi hal yang biasa.
Demikian diungkapkan Dr Oce Madril SH MA, Kepala Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) UGM dalam Seminar Nasional Daring 'Mengembangkan Integritas Antikorupsi Mahasiswa', Rabu (2/12/2020). Seminar tersebut diselenggarakan Biro Kahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) UGM.
Kegiatan yang diikuti 2.800 peserta tersebut dibuka Gatot Sugiharto SH MH, selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UAD. Hadir pula sebagai narasumber Drs Parjiman MAg (Wakil Rektor Bidang AIK UAD, penyuluh pratama KPK), Dr Sumaryati MHum (Dosen PPKN - FKIP UAD) dengan moderator Trisna Sukmayadi MPd.
Menurut Oce Madril, dalam membangun identitas penduduk negara ini main-main. Contohnya, e-KTP telah merusak, memporakporandakan banyak sendi-sendi kehidupan. "E-KTP seharusnya akan berhubungan dengan banyak kebutuhan hidup, antara lain BPJS, KPU, dan lainnya, tetapi e-KTP saat ini tidak ada bedanya dengan KTP sebelumnya," ucapnya.
Mega proyek yang seharusnya bermanfaat untuk masyarakat, namun telah menjadi mega korupsi besar-besaran hampir separuhnya anggaran. Mulai dari Ketua DPR, kementerian dalam negeri, perusahaan swasta maupun BUMN terlibat dalam kasus mega proyek ini. "Tegasnya, bicara korupsi tidak hanya bicara kerugian, namun bicara tentang akibat umumnya," ujarnya.
Sedangkan Gatot Sugiharto menyampaikan, Indonesia ke depan dapat dilihat dari integritas anak muda saat ini. "Untuk membangun pemuda yang berintegritas harus dimulai dari pendidikan dan pelatihan saling integritas, terprogram dan terpola dengan baik," ujarnya.
Gatot Sugiharto juga berpandangan, soal perilaku korup pejabat negara, sudah terbiasa dengan menyepelekan hal-hal dianggap kecil seperti berbohong, manipulasi sebagai cikal bakal terjadinya korupsi yang akan merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. (Jay)