Jumlah Siswa Menurun, Banyak Ortu Pilih Tunda Mendaftar PAUD

Photo Author
- Rabu, 8 Juli 2020 | 11:10 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

SLEMAN, KRJOGJA.com - Pengelola sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mengalami penurunan siswa baru hingga 50 persen. Hal ini disebabkan orangtua memilih menunda mendaftarkan anaknya karena pembelajaran di tingkat Playgroup atau Kelompok Bermain (KB) tetap dilakukan secara dalam jaringan (daring) karena pandemi Covid-19.

Ketua Forum PAUD Kecamatan Ngemplak Heni Ida Nurwidyaningtyas mengatakan, dalam kegiatan Workshop Peningkatan Kapasitas Forum PAUD Kecamatan Ngemplak Sosialisasi Protokoler Covid-19 di Lembaga PAUD Menghadapi Era New Normal ditegaskan bahwa untuk tingkat PAUD, pembelajaran masih dilakukan secara online.

Menurut Heni, hal ini sangat berpengaruh terhadap jumlah siswa yang mendaftar saat tahun ajaran baru. Biasanya orangtua memilih menunda mendaftarkan karena pembelajaran di sekolah belum bisa dilakukan.

"Biasanya orangtua kan mencari Playgroup yang ada layanan Tempat Penitipan Anak (TPA) atau Daycare, karena hal ini belum bisa dilakukan, banyak yang tidak mendaftar. Bahkan penurunan jika dibandingkan tahun ajaran lalu mencapai 50 persen," ujar Heni saat acara workshop di Balai Desa Widodomartani, Ngemplak, Selasa (7/7/2020).

Heni mengungkapkan, di Kecamatan Sleman ada 39 PAUD. Meski pembelajaran masih di rumah namun pengelola PAUD tetap menerima siswa baru agar tetap bisa mengakses Bantuan Operasional (BOP) dari pusat. Sejauh ini untuk PAUD di Kecamatan Ngemplak masih cukup banyak siswa yang mendaftar. Bahkan ada sekolah PAUD yang hanya mempunyai 7 siswa padahal tahun ajaran sebelumnya bisa menerima hingga 23 siswa.

"Kalau besaran BOP itu kan sesuai siswa yang mendaftar. Di Kecamatan Ngemplak belum ada sekolah yang sampai tutup karena tidak ada siswa, di kecamatan lain ada yang mengalami hal ini," ungkap Heni.

Heni berharap, melalui workshop ini bisa menyemangati sekolah PAUD dalam kondisi pandemi Covid-19 ini. Meski tidak diperbolehkan membuka pembelajaran di sekolah, ada orangtua yang memilih menitipkan anaknya ke guru. "Ada yang menggunakan metode homeschooling atau guru datang ke siswanya tapi ada juga yang materi pembelajaran diambil ke sekolah. Tiap lembaga berbeda-beda dalam melaksanakan belajar di rumah," tandas Heni. (Aha)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

Menemukan Rumah Kedua di Sekolah Rakyat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:10 WIB
X