Covid Berkepanjangan, Persoalan Serius bagi PTS

Photo Author
- Rabu, 13 Mei 2020 | 13:31 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Predikat Yogyakarta sebagai kota pendidikan secara tidak langsung menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dari luar daerah untuk melanjutkan studi di DIY. Kondisi tersebut menjadikan keberadaan perguruan tinggi termasuk PTS cukup penting dalam mendukung perekonomian di DIY. Tidak mengherankan saat terjadi pandemi Covid-19, dampaknya tidak saja bagi PTS, tapi juga perekonomian DIY pada umumnya.

"Apabila pendemi Covid ini berkepanjangan dan mahasiswa pendatang tidak kembali lagi ke Yogya dampak perekonomiannya akan luar biasa. Mulai dari kost-kosan, transportasi, warung makan serta bidang lainnya pasti. Untuk mengurangi dampak tersebut Aptisi Wilayah V dan Pemda DIY terus berupaya untuk menyamakan persepsi, guna meminimalisir kondisi tersebut," ujar Ketua Aptisi DIY sekaligus Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Prof Fathul Wahid MSc PhD bersama jajaran seusai bersilaturahmi dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Gedhong Wilis Kompleks Kepatihan, Selasa (12/5/2020).

Fathul Wahid mengatakan, guna meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari adanya pandemi Covid-19, khususnya bagi PTS. Pihaknya bersama dengan Pemda DIY menyiapkan sejumlah strategi ?dan menyamakan persepsi. Tindakan itu dilakukan karena keberadaan mahasiswa memiliki kontribusi besar bagi perekonomian DIY.Hal itu bisa dilihat dari daya beli mahasiswa DIY terus meningkat.

Bahkan berdasarkan data yang ada di Bank Indonesia Yogyakarta, jika 75 persen mahasiswa pendatang pulang kampung. Diprediksikan belanja konsumsi akan turun drastis, kurang lebih Rp 623,226 miliar/bulan (0,4 persen dari PDRB DIY).

"Belanja mahasiswa di DIY berkontribusi Rp 16,6 triliun/tahun terhadap ekonomi. Jumlah tersebut sedikit di bawah belanja wisatawan Rp 20,0 triliun/tahun. Adapun untuk tingkat konsumsi mahasiswa pendatang di DIY mencapai Rp 9,9 triliun/tahun atau setara dengan 7,1 persen dari PDRB," tambahnya.

Lebih lanjut Fathul Wahid menambahkan, untuk memenuhi target yang sudah ditentukan, sejumlah pengelola PTS terpaksa melakukan beberapa penyesuaian. Seperti p?engunduran waktu admisi ?dan kuliah perdana. Pembukaan jalur admisi baru menggunakan teknologi informasi (daring). Memberikan keringanan pembayaran dengan model cicilan.

"Kami akan bersama-sama mencari alternatif yang bisa kita lakukan. Misalnya PTS melakukan promosi bersama dan program-program lainnya di PTS," ujarnya.(Ria)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

Menemukan Rumah Kedua di Sekolah Rakyat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:10 WIB
X