YOGYA, KRJOGJA.com - Sejak Senin (13/4/2020) kemarin sejumlah SMP di Kota Yogya menggelar ujian secara daring sebagai pengganti ujian nasional. Dua sekolah melaporkan tidak menggelar tes daring sehingga kelulusan siswanya ditentukan berdasarkan tugas yang sudah diberikan sebelumnya.
Merujuk surat edaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekolah dibebaskan dalam menentukan kelulusan usai ujian nasional dibatalkan. "Tidak menggelar ujian daring tidak apa-apa. Kan bisa dengan tugas bentuk lain atau portofolio," jelas Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogya Budi Santoso Asrori.
Sementara bagi sekolah yang menggelar ujian secara daring, Budi meminta sekolah agar tidak memaksakan untuk menguji seluruh mata pelajaran. Meski seluruh materi soal ditentukan oleh masing-masing sekolah namun jangan sampai memberatkan siswa. Situasi dan kondisi masyarakat selama masa pandemi virus Corona harus diperhatikan. Termasuk dalam menentukan aplikasi yang digunakan untuk menjalankan ujian daring.
Selain itu, terdapat pula sekolah yang menggelar ujian secara manual, yakni siswa diminta datang ke sekolah untuk mengerjakan soal. Akan tetapi, Dinas Pendidikan juga melakukan pemantauan agar protokol pencegahan virus Corona betul-betul dijalankan. "Sekolah yang menggelar ujian manual ini karena jumlah siswanya kurang dari sepuluh orang. Yang jelas jangan sampai memberatkan siswa," tandasnya.
Terkait masa pembelajaran siswa dari rumah yang akan berakhir Selasa (14/4/2020), menurut Budi, pihaknya akan menunggu kebijakan dari Pemda DIY. Tapi melihat situasi saat ini, kebijakan tersebut kemungkinan bisa diperpanjang.(Dhi)
