SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Persiapan dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) terus dilakukan siswa SMP/MTs dengan simulasi mengerjakan soal menggunakan komputer. Hal tersebut dilakukan agar siswa siap dan tidak mengalami kebinggungan karena ujian akan menerapkan sistem Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sukoharjo akan terus memantau kesiapan di masing masing sekolah.
Kabid Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sukoharjo Dwi Atmojo Heri, Jumat (28/2/2020) mengatakan, siswa terus dipersiapkan dalam menghadapi UN dengan menggelar simulasi. Kegiatan sudah berjalan lancar beberapa hari lalu dan diikuti oleh semua siswa. Para siswa wajib mengikuti simulasi sebagai bagian persiapan agar tidak kebinggungan saat menghadapi UN. Sebab saat ujian nanti semua siswa akan menggunakan komputer dan tidak lagi memakai kertas.
Simulasi mengerjakan soal UN digelar di masing masing sekolah baik SMP/MTs negeri dan swasta. Naskah soal sepenuhnya menggunakan dari pusat. Kegiatan serupa juga digelar disemua daerah karena menjadi agenda penting nasional. Hasil simulasi bisa langsung dilihat para siswa dan sekolah.
"Siswa SMP/MTs sudah mengikuti simulasi dari pusat. Nanti masih kami agendakan beberapa simulasi lagi. Harapannya siswa siap dalam menghadapi UN baik dari sisi soal dan sistem UNBK yang dipakai," ujarnya.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sukoharjo akan terus memantau persiapan UN yang digelar di masing masing sekolah. Pemantauan meliputi siswa dan kelengkapan ujian yang dipakai seperti komputer, server, ruangan dan listrik. Hasilnya semua sudah dalam kondisi siap menggelar UNBK.
"Siswa harus ditanamkan agar mereka percaya diri dengan kemampuan dan mengerjakan soal sendiri. Jangan terpancing isu bocoran kunci jawaban sebab semua itu tidak ada. Apalagi UN digelar menggunakan sistem UNBK," lanjutnya.
Heri melanjutkan, pihaknya juga terus memantau kesiapan sekolah sekarang dalam menghadapi UN dengan pendataan siswa. Pihak sekolah ditekankan agar siswa dimasukan dalam data dan tidak boleh tercecer. Soal data, posisi sekarang masih terus dimasukan ke server dan dikirim ke pusat.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sukoharjo Darno mengatakan, sudah ada petunjuk pelaksanaan UN dari pusat. Selanjutnya dilakukan persiapan berupa sosialisasi dan pendataan siswa calon peserta UN dalam daftar nominasi sementara (DNS) sampai menjadi daftar nominasi tetap (DNT). Dalam proses pendataan tersebut pihak sekolah diminta melakukannya dengan valid agar tidak ada siswa tercecer. Apabila sampai ada yang tercecer maka akan sangat merugikan siswa karena tidak bisa mengikuti ujian.
Dalam persiapan UN Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sukoharjo akan melakukannya sesuai kewenangan terhadap sekolah tingkat SMP/MTs saja. Sedangkan SMA/SMK/MA diserahkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
Sesuai jadwal dari pusat diketahui pelaksanaan sinkronisasi data siswa peserta UN pada 16-17 April. Sedangkan pelaksanaan ujian digelar 20-23 April mendatang. Waktu yang tersisa sekarang diharapkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sukoharjo bisa dimaksimalkan pihak sekolah dan siswa.
"Pelaksanaan UN untuk siswa SMP/MTs di Sukoharjo tetap menggunakan sistem UNBK seperti tahun sebelumnya. Sekarang masih persiapan khususnya soal data siswa peserta UN," ujarnya.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sukoharjo meminta agar sekolah jangan melakukan kesalahan sehingga ada siswa tercecer tidak masuk data peserta UN. Disisi lain juga ada kendala berkaitan dengan ketidaksiapan komputer dan server jaringan internet. Hal tersebut akan dipantau terus oleh dinas hingga menjelang pelaksanaan.
Antisipasi juga dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sukoharjo dengan melibatkan PLN untuk menjamin kebutuhan listrik selama UN. Jaminan penting mengingat saat ujian semuanya menggunakan komputer sehingga membutuhkan suplai listrik. Apabila terjadi pemadaman listrik maka dikhawatirkan menyebabkan kekacauan di sekolah.
"Untuk komputer dan server internet sudah banyak sekolah siap dan tersedia. Tapi soal listrik tetap dari dinas meminta jaminan pada PLN," lanjutnya. (Mam)