Jangan Biarkan Anak dengan HP, Atasi Masalah Keluarga Lewat Komunikasi

Photo Author
- Kamis, 5 Desember 2024 | 11:04 WIB
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji saat acara Ngobarmen atau Ngobrol Bareng Menteri. Acara ini bertempat di Posyandu Kenanga II, Dusun Kaum, Desa Mulyasari.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji saat acara Ngobarmen atau Ngobrol Bareng Menteri. Acara ini bertempat di Posyandu Kenanga II, Dusun Kaum, Desa Mulyasari.

KRjogja.com - KARAWANG - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, menegaskan masalah keluarga kerap dimulai dari keluarga. Karena itu, harus diatasi oleh keluarga, dan solusinya dikembalikan ke keluarga.

"Kunci utama untuk mengatasi persoalan keluarga adalah ngobrol (komunikasi) antar anak dan orang tua, dan antar suami dan istri. Jangan biarkan anak 'ngobrol' setiap hari dengan Hp," ujar Menteri Wihaji pada acara Ngobarmen atau Ngobrol Bareng Menteri.

Acara ini bertempat di Posyandu Kenanga II, Dusun Kaum, Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Digelar pada Rabu (4/12/2024).

Acara ini turut dihadiri Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka. Menteri Wihaji menggelar dialog yang penuh keakraban dengan siswa SMA yang tergabung dalam Generasi Berencana (GenRe).

Baca Juga: Tantangan Produksi Susu Nasional untuk Generasi Emas Indonesia

Ia mengajak para remaja untuk menghindarkan diri dari tiga sikap negatif. Yakni, nikah dini, seks bebas dan narkotika.

"Karena hal tersebut akan berdampak negatif bagi kehidupan remaja di masa depan. Bahkan mereka berpotensi melahirkan generasi stunting baru," kata dia.

Menteri Wihaji juga berpesan kepada seluruh elemen bangsa untuk bergotong royong melakukan pencegahan stunting. Diketahui, prevalensi stunting menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 tercatat 21,5 persen.

Angka ini harus diturunkan menjadi 18 persen di 2025. Juga diketahui, saat ini terdapat 8,7 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS).

Baca Juga: Program Pemberdayaan Peternak Digelar untuk Wujudkan Masyarakat Indonesia Maju dan Berkelanjutan

Untuk itu, Menteri Wihaji mengingatkan agar intervensi pencegahan stunting dilakukan lebih fokus. Dengan fokus pada empat menu, yakni nutrisi, air bersih, rumah tidak layak huni, dan edukasi.

"Kita punya data 'by name by address' KRS. Kita tinggal carikan orang tua asuh," ujar menteri. Ia sendiri akan meluncurkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) pada Kamis (5/12/2024) besok.(Ati)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

Menemukan Rumah Kedua di Sekolah Rakyat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:10 WIB
X