YOGYA, KRJOGJA.com - Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY menetapkan Metode Belajar Sari Swara dalam Sistem Among di Tamansiswa, sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) DIY tahun 2021. Metode Belajar Sari Swara adalah Mata Pelajaran (Mapel) Intrakurikuler Seni Budaya, bertujuan membentuk basis karakter siswa yang harmonis, indah dengan lingkungannya guna memperkuat wawasan kebangsaan.
"Sari Swara bukan melulu mencetak seniman, meskipun Tamansiswa menghasilkan beberapa seniman besar," jelas Ketua Badan Khusus Taman Kesenian Tamansiswa yang juga Ketua Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Ki Priyo Dwiarso, Selasa (2/11/2021).
Ki Priyo Dwiarso menyebutkan beberapa seniman besar dari Tamansiswa, di antaranya Kartika Affandi, Bagong Kussudiardjo, Misbah Yusa Biran, Benyamin, Ateng, Kusno Sudjarwadi hingga Jaduk dan Butet. Metode Sri Swarra juga menarik perhatian Prof JC Wang dari Nothern Illinois University Amerika Serikat untuk menelitinya.
Menurut Ki Priyo Dwiarso, pengampu senior Metode Belajar Sari Swara tinggal tiga orang. Masing-masing, Nyi Corryati Mudjiono yang sudah berusia di atas 70 tahun dan menderita stroke, Ki Priyo Dwiarso, dan Ki Sunardi MSn yang pernah menjadi Kepala SMKI atau SMKN 1 Kasihan Bantul. Ki Priyo Dwiarso menambahkan, banyak masyarakat yang belum mengetahui metode belajar Sari Swara, bahkan ada pula orang Tamansiswa yang belum memahaminya.
Ki Priyo Dwiarso menyebutkan, Ki Hadjar Dewantara melahirkan metode Sari Swara, terinspirasi oleh Serat Sastra Gendhing karya Sultan Agung. Sari Swara merupakan mapel seni budaya untuk membentuk karakter siswa, tidak terpisahkan dari kegiatan pendidikan Sistem Among. Khususnya di bidang keindahan seni budaya, sosial, meluas hingga bidang eksakta bahkan pendidikan umum lainnya. Sari Swara membina karakater melalu sifat kodrati cinta keindahan, Wiraga (irama kata/verbal/lahir), Wirasa (harmoni/rasa jiwa/batin), Wirama (skill/budi pekerti). Metode Sari Swara selain dilaksanakan dalam pengajaran seni juga bisa dilaksanakan dalam pengajaran semua bidang kehidupan kita.(War)