SLEMAN, KRJOGJA.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menerbitkan Kurikulum Darurat. Hal ini disambut baik oleh sekolah karena bisa mengurangi beban siswa saat belajar secara online.
Kepala SMPN 4 Depok Lilik Mardiningsih MPd mengatakan, setelah kebijakan tersebut diterbitkan Kementerian langsung disososialisasikan ke para guru dan dalam waktu dekat akan mengadakan workshop untuk menindaklanjuti kurikulum tersebut. Kurikulum darurat ini sangat bagus diterapkan karena selama pembelajaran jarak jauh diterapkan namun masih mengikuti Kurikulum 2013 waktu pembelajarannya tidak mencukupi. Selain itu pemahaman siswa terhadap materi juga kurang saat mengikuti sekolah daring.
"Pembelajaran tatap muka dan daring memang berbeda. Kami tetap menyesuaikan kebijakan dari Kementerian dan melaksanakan sesuai penyederhanaan kurikulum darurat ini. Para guru telah mengkaji setiap kelompok mata pelajaran diskusi, baik itu Kompetensi Dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI)," jelas Lilik kepada KR, Jumat (14/10/2020).
Lilik mengaku, sebelum diterbitkan Kurikulum Darurat ini cukup kewalahan dalam mengejar target pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013. "Kami menyambut baik kurikulum darurat ini. Otomatis targetnya lebih sederhana. Dengan adanya penyederhanaan, KD bisa tersampaikan ke siswa dan siswa juga memahami," tandasnya.
Sementara Kepala SMPN 2 Pakem Triworo Setyaningsih mengaku sudah meminta para guru mencermati KI dan KD dari Permen tersebut. Sekolah akan menyesuaikan materi-materi dari KD Kementerian tersebut, meski kurikulum mengacu pada Kurikulum 2013 tapi disederhanakan. "Selama sekolah daring, jam belajar dikurangi 30 menit perjamnya. Sebelumnya pembelajaran total selama jadi 38 jam sekarang jadi 30 jam," paparnya.
Dengan kebijakan Kementerian ini, pihak sekolah tidak terbebani dengan banyaknya KD yang diberikan ke siswa. Untuk penyederhanaan kurikulum ini misalnya di pelajaran IPS, materi yang dikurangi yang bisa diterapkan di kehidupan para siswa sehari-hari. "Misalnya dalam materi prinsip ekonomi di pelajaran IPS. Hal ini kan sudah mereka terapkan dalam keseharian siswa," imbuh Triworo. (Aha)