YOGYA, KRJOGJA.com - Gelaran Prakongres Aksara Jawa I Yogyakarta 2020 yang dihelat Dinas Kebudayaan DIY, 17-19 Maret kemarin menghasilkan sejumlah rekomendasi. Rencananya, rekomendasi tersebut akan menjadi pokok bahasan pada pelaksanaan Kongres Aksara Jawa (KAJ) I Yogyakarta 2020 pada pertengahan tahun ini.
"Rekomendasi ini menjadi kesepakatan peserta yang berasal dari kawasan regional, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY," jelas Ketua Panitia Setyo Amrih Prasaja, akhir pekan lalu.
Beberapa rekomendasi yang dihasilkan dalam kesempatan tersebut, yakni pertama, perlu adanya pembahasan lebih lanjut terkait kajian akademis kesejarahan aksara Jawa serta filosofinya. Kedua, perlu adanya pembahasan lebih lanjut terkait fungsi dan penggunaan istilah susunan aksara Jawa.
"Ketiga, perlu adanya pembahasan lebih lanjut terkait sistem transliterasi aksara Jawa - Latin, Jawa - Pegon," ucap Amrih.
Keempat imbuh Amrih, perlu adanya tindak lanjut terkait isu Unicode dan enskripsi aksara Jawa di ranah digital. Kelima, perlu adanya kolaborasi antar disiplin ilmu, instansi dalam pembahasan di Kongres Aksara Jawa (KAJ) I 2020 mendatang.
Sementara Kepala Bidang Sejarah, Bahasa Sastra dan Permuseuman Dinas Kebudayaan DIY Rully Andriadi mengatakan, perkembangan teknologi digital yang sedemikian cepat membawa dampak yang tidak terbayangkan bagi eksistensi aksara Jawa. Sehingga aksara Jawa yang sudah diakui dunia perlu mendapatkan tempat di Unicode Internasional sehingga dapat diaplikasikan dengan maksimal pada platform digital.
"Termasuk perlu adanya kesepakatan tentang tata tulis yang sementara ini masih dalam perdebatan. Sehingga nantinya setelah KAJ I 2020 ada titik temu yang disepakati terkait tata penulisan dan lainnya pada aksara Jawa," ucap Rully. (Feb)