Komunitas pegiat literasi adalah kelompok masyarakat yang memiliki minat dan tujuan bersama terkait literasi masyarakat yang berfokus pada upaya meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi.
Komunitas ini menjadi mitra Badan Bahasa dalam menciptakan lingkungan yang kaya akan sumber daya literasi, seperti buku-buku, artikel, majalah, dan bahan bacaan lainnya, terutama di daerah-daerah yang kekurangan fasilitas pendidikan.
Kelompok ini pun terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti penyediaan buku, acara membaca bersama, pelatihan literasi, dan kampanye untuk mempromosikan pentingnya membaca.
Melalui berbagai program, Badan Bahasa terus mendorong pemberdayaan masyarakat dalam upaya meningkatkan literasi. Baik berupa program komunitas, festival literasi, dan kegiatan lain yang melibatkan partisipasi masyarakat luas.
Dalam upaya tersebut, Badan Bahasa bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan institusi pendidikan, untuk mendukung pengembangan dan pelaksanaan program literasi, termasuk juga dengan komunitas literasi.
Kontribusi Komunitas Literasi di Masyarakat
Kehadiran komunitas literasi telah ikut mendukung pemerintah dalam peningkatan budaya literasi di masyarakat melalui berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut meliputi forum diskusi, ceramah, atau pertemuan berkala yang membahas topik-topik terkait literasi, sastra, dan budaya.
Selain itu, upaya komunitas literasi diantaranya fokus pada program pendidikan anak dengan mengadakan kegiatan membaca, cerita anak, dan permainan yang mendukung perkembangan literasi sejak dini.
Sinta, dari Komunitas Dongeng Ceria, Jawa Barat, mengungkapkan bahwa sejak tahun 2014, komunitasnya telah aktif melakukan roadshow dongeng ke sekolah-sekolah di berbagai wilayah Indonesia.
“Sebagai komunitas, kami seringkali kesulitan dalam pendanaan. Dengan bantuan pemerintah ini, kami sangat terbantu untuk mengadakan acara-acara yang berkaitan dengan literasi, khususnya dongeng. Dalam waktu dekat, kami akan melakukan pelatihan dongeng untuk 50 guru di wilayah Bekasi. Kami ingin dongeng menjadi jembatan agar anak-anak terbiasa membaca dan mampu menyerap informasi dengan baik,” tutur Sinta.
Di sisi lain, Royke Tombokan, dari Komunitas Taman Baca Habis Gelap Terbitlah Terang, Kota Jayapura, berbagi tentang aktivitas komunitasnya yang aktif membimbing anak-anak di sekitar taman baca untuk belajar membaca.
“Kami sangat mengapresiasi Kemendikbudristek untuk bantuan yang manfaatnya sangat besar bagi kami. Dengan bantuan pemerintah ini, kami akan melaksanakan kegiatan yang tidak hanya menjangkau anak-anak komunitas kami, namun juga melibatkan sekolah. Salah satunya adalah mengadakan lomba menulis puisi, bercerita,” ujar Royke.
Urgensi bantuan pemerintah untuk literasi dilakukan karena (1) komunitas literasi dan taman bacaan masyarakat merupakan mitra pemerintah dalam upaya peningkatan budaya literasi masyarakat Indonesia; (2) terdapat 2.388 komunitas taman baca yang tergabung dalam Forum Taman Bacaan Masyarakat yang berkonsentrasi pada peningkatan literasi baca tulis masyarakat Indonesia;
(3) terdapat 1.291 komunitas literasi dari 32 provinsi di Indonesia yang telah terdata; (4) sebagian besar komunitas tersebut melakukan aktivitas dengan dana mandiri melalui swadaya masyarakat, bahkan dengan dana pribadi.
Dengan demikian, komunitas pegiat literasi perlu terus mendapatkan dukungan dari pemerintah agar dapat mengoptimalkan perannya dalam menumbuhkan kecintaan membaca masyarakatnya khususnya di kalangan anak-anak dan remaja, serta dalam upaya meningkatkan budaya literasi masyarakat.