"Dengan dibantu kedua anak laki-lakinya. Tersangka RS bertugas membantu jualan bubur ibunya di sekitar Pasar Limbangan dan adiknya berjualan bubur di Jl Rawa Bendungan," katanya.
Menurutnya, saat kejadian, korban tewas dan anak sulungnya baru pulang berjualan bubur. "Dan tidak jelas apa yang terjadi, tahu-tahu kami mendengar teriakan korban meminta tolong. Ketika kami keluar rumah mendapati banyak orang yang sudah berkerumun di sekitar rumah kontrakan itu," lanjutnya.
Sepintas dia pun sempat melihat tersangka RS pergi meninggalkan rumah kontrakan itu dengan menenteng sebilah golok berdarah.  Dikatakan, korban yang berjualan aneka bubur itu belum lama mengontrak satu kamar itu di rumah kontrakan itu.
"Ya antara dua bulan hingga tiga bulan dan sebelumnya pernah mengontrak rumah di lain tempat, dan kami tidak tahu asal muasal kasus penganiayaan itu terjadi," ujarnya.
Namun tetangga kontrakan lainnya, dalam beberapa hari ini tersangka terlihat sering murung, konon akibat rencana pernikahan dengan
gadis pujaannya batal dilakukan, karena pacarnya itu mendadak membatalkan perkawinan itu dengan tidak jelas alasannya. Sehingga tersangka menjadi sering marah-marah tidak jelas dengan sasaran ibunya. (Otu)