Menurut Ratu, tantangan terbesar dalam menjalankan usaha konveksi adalah memenuhi kuota produksi setiap minggu. Setiap penjahit mempunyai target yang harus dihasilkan per minggu.
"Jadi, jangan sampai kain datang terlambat dari pelanggan atau pun kain dari team cutting terlambat supaya pekerjaan selalu tersambung terus," lanjut Ratu yang berkolaborasi dengan Farah Button sejak akhir 2021 lalu.
Baik Egi maupun Ratu mengamini bahwa keberadan Farah Button sangat membantu keberlanjutan usaha mereka. Jumlah karyawan terus bertambah untuk memenuhi permintaan pesanan pakaian dari Sutardi dan tim.
"Menjadi berkah untuk kami karena Farah Button membuat usaha kami terus berlanjut bahkan sampai menambah karyawan untuk memenuhi permintaan. Harapan kami kolaborasi baik ini terus berjalan sampai ke depan," tandas Ratu yang diamini Egi.
Selain Sutardi, talkshow ini juga menghadirkan Isa Setyawan pemilik brand fesyen Gorilland yang juga berkolaborasi dengan UMKM konveksi di Yogyakarta. Gorilland sendiri menjadi brand lokal yang menjadi pelengkap bagi Farah Button untuk section fashion pria.
Isa memiliki cerita yang juga menarik karena memulai bisnis dengan modal terbatas baik untuk membeli bahan kain maupun ongkos jahit. Muncul pada 2022 lalu, ternyata brand milik Isa bisa mendapat tempat di hati pembelinya dan berkembang pesat.
Baca Juga: Pengamat Energi UGM Dukung Penutupan PLTU Swasta
"Produk saya skalanya masih UMKM, yang juga berkolaborasi dengan konveksi yang juga UMKM. Harapannya bisa terus berkolaborasi, berkembang bersama," tandas Isa. (Fxh)