YOGYA (KR) – Perekonomian DIY menunjukkan performa positif sepanjang triwulan III 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp51,97 triliun. Secara tahunan (year on year/y-on-y), ekonomi DIY tumbuh sebesar 5,40 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, sementara secara kumulatif (cumulative to cumulative/c-to-c) hingga triwulan III 2025 tumbuh 5,34 persen.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati, menjelaskan capaian tersebut menandai pertumbuhan yang solid di tengah dinamika ekonomi nasional. “Pertumbuhan tahunan 5,40 persen menunjukkan daya tahan ekonomi DIY yang kuat, terutama ditopang oleh peningkatan investasi dan konsumsi masyarakat,” ujarnya.di Yogyakarta, Ranu (5/11).
Dari sisi produksi, Herum menyampaikan lapangan usaha yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi adalah sektor Pertambangan dan Penggalian yang meningkat 8,88 persen, diikuti oleh sektor Konstruksi yang tumbuh 8,77 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi menjadi motor penggerak utama dengan lonjakan 10,42 persen. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) juga tetap tumbuh stabil sebesar 4,29 persen.
Baca Juga: Hasil Hortikultura bisa bertahan 30 hari, Segera diterapkan Petani di Temanggung
Meski demikian, secara kuartalan (quarter to quarter/q-to-q), ekonomi DIY mengalami perlambatan tipis sebesar 0,23 persen dibanding triwulan II-2025. Perlambatan ini terutama disebabkan oleh turunnya aktivitas di sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum yang terkontraksi -6,43 persen serta Jasa Lainnya -7,88 persen pasca momen libur Lebaran. Dari sisi pengeluaran, hal ini juga sejalan dengan penurunan PKRT sebesar -1,79 persen dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) sebesar -4,87 persen.
"Namun, penurunan tersebut tertahan oleh pertumbuhan kuat di sektor Konstruksi yang naik 10,37 persen serta investasi fisik (PMTB) yang meningkat 8,02 persen. Perlambatan yang terjadi bersifat musiman dan bukan indikasi pelemahan struktural. Aktivitas investasi dan pembangunan infrastruktur tetap menjadi pendorong utama,” jelas Herum.
Struktur ekonomi DIY pada triwulan III-2025 masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga dengan kontribusi 60,92 persen terhadap total PDRB. Komponen investasi fisik (PMTB) menempati posisi kedua dengan porsi 37,65 persen. Sementara dari sisi lapangan usaha, tiga sektor terbesar penopang ekonomi DIY adalah Industri Pengolahan (11,69 persen), Konstruksi (10,31 persen), serta Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (10,18 persen).
Baca Juga: Kejari Banyumas Gandeng Unsoed dan TriBhata Perjuangkan Hak Korban Kekerasan Seksual
Secara keseluruhan, meskipun kontribusi ekonomi DIY terhadap PDRB Pulau Jawa masih relatif kecil yakni sebesar 1,54 persen, namun laju pertumbuhannya menjadi yang tertinggi di antara seluruh provinsi di Jawa. “Pertumbuhan ekonomi DIY yang mencapai 5,40 persen menunjukkan aktivitas ekonomi daerah tetap ekspansif dan inklusif,” tandas Herum.
Dengan capaian ini, BPS menilai DIY berhasil menjaga momentum pemulihan ekonomi pasca pandemi. Kombinasi antara investasi yang meningkat, konsumsi masyarakat yang stabil, dan kinerja konstruksi yang kuat menjadi pondasi penting bagi keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di triwulan berikutnya. (Ira)