Krjogja.com - WATES - Bulan Sura merupakan waktu yang baik dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan spritual di bulan tersebut sesungguhnya sudah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Dengan melakukan yang terbaik dan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa berupa ibadah yang baik dan ikhlas, tentu akan membawa kita pada kehidupan yang lebih baik pula.
"Suran merupakan adat yang masih dianut dan dikembangkan oleh masyarakat Jawa hingga saat ini. Bulan Sura dalam penanggalan Jawa atau bulan Muharram dalam penanggalan Islam. Artinya masyarakat Jawa memiliki makna spiritual sebagai wujud jatuhnya waktu yang diyakini mempengaruhi kehidupan manusia," kata Staf Ahli Bupati Kulonprogo Bidang Kesra dan SDM, Bambang Sutrisno SSos mewakili Pj Bupati Ni Made Dwipanti Indrayanti MT pada acara Merti Suran dan Sarasehan Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat Wawengkon Kulonprogo di Balai Kalurahan Salamrejo, Sentolo.
Merti Suran dan Sarasehan dimeriahkan pagelaran wayang kulit ringkes dua jam Dalang Ki MW Dwijo Sumarta MPdi atau Ki Muji Waluyo dengan lakon Sri Makutha Rama. Sedangkan sarasehan menampilkan pembicara Bambang Sutrisno SSos, Kepala Kundha Kabudayan setempat, Dra Niken Probolaras MH dan Pangarsa Parentah Hageng Karaton KRT Wijaya Pamungkas SE serta dihadiri Ketua Payuguban Lurah dan Pamong Kulonprogo ‘Bodronoyo’ Dani Pristiawan dan Sekretaris Muhyadi SAg.
Baca Juga: Budidaya Lele Mutiara Gunakan Metode Shipon
Pj Bupati Ni Made berharap semua pihak melaksanakan pembangunan dengan semangat gotong royong sehingga pembangunan yang sedang diadakan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah berjalan baik.
Sementara itu Niken Probolaras berharap pada bulan Sura dijadikan momentum untuk melakukan introspeksi diri sehingga apa yang dilakukan pada masa mendatang akan lebih baik lagi dari sebelumnya. Sehingga pada malam 1 Sura banyak kegiatan seni dan budaya diadakan oleh Kundha Kabudayan bersama dinas/ instansi terkait dan masyarakat.
"Tugas Kundha Kabudayan, melestarikan, membina, mengembangkan dan memanfaatkan semua yang berkaitan kebudayaan. Objek pemajuan kebudayaan bukan hanya seni tapi sepuluh bidang mulai tradisi lisan, manuskrip, bahasa sampai permainan tradisional seperti gobak sodor. Sedangkan nilai-nilai budaya sampai seni banyak sekali jenisnya, ketoprak, drama, film, teater dan lainnya," ungkap Niken.
Baca Juga: Muncul Tiga Nama Calon Pejabat Bupati Banyumas
Panitia Merti Suran dan Sarasehan Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat Wawengkon Kulonprogo, Raden Rio Projo Purwanto menjelaskan, kegiatan tersebut bagian pelaksanaan tugas abdi dalem Karaton, melestarikan budaya.
Baca Juga: Liga Super PSS Sleman, Porab Susul Persak ke Semifinal
"Sura merupakan bulan sakral dan suci bagi orang Jawa, sehingga abdi dalem ikut melestarikan dengan menggelar merti Suran dan Sarasehan yang juga sebagai media memperkenalkan para abdi dalem pada masyarakat luas," katanya. (Rul)