Ini Dia Persamaan dan Perbedaan Malam 1 Suro dengan 1 Muharram

Photo Author
- Selasa, 18 Juli 2023 | 16:22 WIB
Kerbau Bule keturunan Kerbau Pusaka Keraton Kyai Slamet membuka jalan bagi rombongan Kirab Peringatan Malam 1 Suro Keraton Surakarta Hadiningrat, di Solo, Sabtu (31/8/2019). Kirab diadakan tepat malam 1 Suro yang menandai pergantian tahun baru penang
Kerbau Bule keturunan Kerbau Pusaka Keraton Kyai Slamet membuka jalan bagi rombongan Kirab Peringatan Malam 1 Suro Keraton Surakarta Hadiningrat, di Solo, Sabtu (31/8/2019). Kirab diadakan tepat malam 1 Suro yang menandai pergantian tahun baru penang

Krjogja.com - YOGYA - Dalam kalender Jawa, 1 Muharram disebut dengan 1 Suro. Malam 1 Muharram atau malam tahun baru Islam, disebut dengan malam 1 Suro.


Tahun ini, 1 Muharram atau 1 Suro jatuh pada Rabu,19 Juli 2023. Itu artinya, Selasa petang, 18 Juli 2023 adalah malam1 Muharram atau malam 1 Suro.


1 Muharram sebagai tahun baru Islam ditetapkan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. 1 Muharram adalah ketetapan hijrah dari Makkah ke Madinah.


Semula, kerajaan di Jawa menggunakan kalender Saka (India). Akan tetapi, seturut perkembangan Islam di pulau Jawa, Sultan Agung mengadopsi Hijriyah sebagai kalender Jawa. Meski sistem dan metode perhitungannya serupa, yakni dengan penanggalan qamariyah atau bulan (lunar), namun ada perbedaan yang mencolok. Salah satunya, dalam kalender Jawa ada sistem hari.


 


 


[crosslink_1]


Kembali ke malam 1 Suro dan malam 1 Muharram, waktunya sama. Lantaran menggunakan kalender lunar, maka pergantian hari terjadi pada petang, atau 'surup serngenge' dan dimulainya malam.


Bagi umat Islam, 1 Muharram berarti hari yang bersejarah karena menjadi hari ketetapan atau resolusi Hijrah Nabi dan para sahabat Muhajirin ke Madinah.


Perbedaan Pemaknaan Malam 1 Suro dan 1 Muharram


Mengutip Tirto.id, Muhammad Solikhin dalam Misteri Bulan Suro: Perspektif Islam Jawa (2010), kata “Suro” sendiri berasal dari bahasa Arab “Asyura” yang artinya sepuluh. Yang dimaksud dengan Asyura adalah hari ke sepuluh pada bulan Muharram.


Sementara dalam hal tradisi, jika dalam Islam malam 1 Muharram dimaknai dengan penuh kesucian, budaya Jawa justru sebaliknya. Malam 1 Suro dimaknai sebagai malam sakral, penuh mistis.


Sehingga dalam menyambutnya, berbagai upacara-upacara peringatan penuh klenik dilakukan. Malam 1 Suro dimaknai sebagai malam mistis tak terlepas dari beberapa faktor yang melatarbelakanginya.


Muhammad Solikhin, misalnya, berpandangan, faktor terpenting yang menyebabkan bulan Suro dianggap sakral adalah budaya keraton. Ia menulis, keraton sering mengadakan upacara dan ritual untuk peringatan hari-hari penting tertentu, salah satunya peringatan Malam 1 Suro.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X