Sampah yang masih bisa diolah atau dimanfaatkan kembali, dimasukkan ke keranjang besi. Pada kategori ini, dapat berupa sampah kertas, gelas, dan botol plastik.
Sedangkan sampah yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi (sampah residu), ditampung dalam 2 jenis tempat sampah, yaitu untuk sampah organik dan anorganik.
Kegiatan pemilahan sampah bermanfaat untuk memperkuat penanaman karakter disiplin dan bertanggungjawab. Pada karakter ini, siswa akan mengalami penguatan dimensi beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa dan berakhlak mulia, gotong royong, dan berkebhinekaan global.
Pada kegiatan pengelolaan sampah, untuk jenis sampah anorganik didaur ulang sehingga dapat dimanfaatkan kembali untuk menghasilkan karya bernilai ekonomi, atau ditabung di bank sampah. Sedangkan sampah organik berupa daun dan bunga yang bertebaran halaman sekolah, dapat dimanfaatkan sebagai kompos.
Baca Juga: Polres Boyolali Laksanakan Sholat Ghaib Mengenang AKBP Muhammad Yoga Buana
Kegiatan pengelolaan sampah, sangat relevan untuk menanamkan kepada para siswa karakter empati atau peduli. Manfaat dari penanaman karakter empati dan peduli adalah mengembangkan potensi siswa dalam dimensi kemandirian dan bernalar kritis.
Pada kegiatan pemanfaatan sampah, hasil dari pengelolaan sampah berupa kompos cair (POC) dan kompos padat digunakan untuk memupuk tanaman yang ada di halaman dan kebun sekolah. Sedangkan dari pengelolaan sampah anorganik, dapat dihasilkan karya ecobrik dalam botol, ecobrik bantal sofa, bunga-bunga dari sedotan dan kemasan plastik, tas, dan sebagainya.
Kegiatan pemanfaatan sampah, dapat menanamkan kepada para siswa karakter tanggap dan peduli. Hal ini akan mengembangkan dimensi kreatif mereka sebagai Pelajar Pancasila.
Sebagai refleksi, pembelajaran berbasis Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) gerakan SAPONI di SDN Seropan memberikan dampak yang sangat positif. Melalui kegiatan ini, dapat tercipta budaya peduli lingkungan di kalangan siswa.
Baca Juga: Ini Profil AKBP M Yoga, Kapolres Boyolali yang Meninggal Dunia
Sampah yang dihasilkan di sekolah dapat dimanfaatkan dengan maksimal, menjadi bagian dari upaya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah. Dalam prosesnya, siswa tidak hanya belajar tentang kebersihan dan kesehatan, tetapi juga mulai mengembangkan kesadaran kritis terhadap pelestarian lingkungan.
Gerakan SAPONI menanamkan nilai-nilai penting dalam diri siswa, seperti tanggung jawab dan kepedulian terhadap kesehatan pribadi dan lingkungan sekitarnya. Hal ini selaras dengan tujuan SDN Seropan untuk menjadi sekolah yang ASRI BERSERI: Aman, Sehat, Rapi, Indah, Bersih, Segar, dan Rindang.
Keberhasilan ini tentunya tidak lepas dari keterlibatan seluruh pihak, baik guru, siswa, maupun orang tua. Kolaborasi semua elemen ini telah mendukung keberhasilan SDN Seropan berhasil meraih predikat Sekolah Adiwiyata Juara 2 tingkat Kabupaten Bantul tahun 2023.
Baca Juga: Sempat Dirawat Akibat Kecelakaan, Kapolres Boyolali Akhirnya Meninggal Dunia
Prestasi ini menunjukkan bahwa sekolah tidak hanya berfokus pada pembelajaran akademis, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kecakapan hidup (life skills) yang relevan dengan kebutuhan masa kini.