Keren, Sekolah Langganan Banjir Ini Berinovasi Buat Sudut Baca Digital

Photo Author
- Minggu, 4 Mei 2025 | 20:53 WIB
 Siswa di SDN Tambakrejo 01, Semarang, sedang mengakses Sudut Baca Digital (Subadi) melalui laptop.(Dok. Tanoto Foundation)
Siswa di SDN Tambakrejo 01, Semarang, sedang mengakses Sudut Baca Digital (Subadi) melalui laptop.(Dok. Tanoto Foundation)

KRjogja.com - SEMARANG - Hujan deras mengguyur Tambakrejo, ujung utara Kota Semarang. Air yang datang perlahan menelan berbagai wilayah. Tak luput di antaranya adalah halaman serta ruang-ruang kelas SDN Tambakrejo 01.

Di sini, banjir bukan sekadar musibah alam. Banjir telah menjadi bagian dari hidup, datang nyaris setiap musim hujan, menghapus jejak langkah kecil di koridor sekolah, merusak meja belajar, dan lebih memilukan lagi merusak buku-buku di perpustakaan serta pojok baca di kelas.

Buku-buku yang dulu menjadi jendela dunia bagi anak-anak kini banyak yang sobek, kusut, bahkan lenyap tak bersisa karena banjir.

Baca Juga: Muncul Lagi Dugaan Mafia Tanah, Korbannya Warga Tamantirto

Namun, di tengah genangan itu, semangat belajar tetap bertahan. Di bawah kepemimpinan Tri Sugiyono, M.Pd., SDN Tambakrejo 01 tetap gagah berdiri. Budaya literasi yang mereka bangun dengan susah payah tidak dibiarkan hancur bersama tingginya genangan air.

Bagi Tri Sugiyono, tantangan dan permasalahan sudah menjadi bagian dari perjalanan panjangnya di dunia pendidikan. Memulai karier sebagai guru di SDN Kemijen 01 dan SDN Sarirejo (Kartini), ia menapaki jalan pendidikan dengan dedikasi keras, kerja cerdas, dan visi yang jelas.

Berbagai penghargaan pernah ia raih, dari juara Guru Prestasi tingkat Kota Semarang hingga menjadi finalis tingkat nasional.

Di tengah perjalanan kariernya, Tri juga aktif menjadi Fasilitator PINTAR Tanoto Foundation, memperkuat perannya dalam menggerakkan perubahan berbasis literasi dan numerasi di sekolah-sekolah.

Ketika 2021 ia ditugaskan memimpin SDN Tambakrejo 01, tantangan besar langsung menghampar di hadapannya. Banjir tahunan merusak fasilitas, memperparah rendahnya minat baca peserta didik, dan memperlemah dukungan masyarakat terhadap sekolah.

Baca Juga: PSS Tanpa Pieter Huistra Hadapi PSIS Semarang, Ini Penyebabnya

Di suatu sore selepas banjir besar, berdiri di tengah lantai yang masih basah, Tri Sugiyono berkata kepada rekan gurunya, "Buku itu jendela dunia. Kalau jendelanya rusak, bagaimana mereka bisa melihat dunia?" Kegelisahan itu melahirkan sebuah tekad baru, untuk membuka kembali jendela-jendela yang telah ditutup paksa oleh banjir.

Dari keresahan itu, lahirlah ide sederhana namun revolusioner, Subadi — Sudut Baca Digital. Bersama para guru, Tri mulai mendigitalisasi karya-karya peserta didik dan berbagai bacaan penting.

“Subadi adalah tempat buku-buku digital karya peserta didik tersimpan dan dapat diakses kapan saja melalui gawai mereka,” kata Tri.

Setiap kelas dari kelas 1 hingga kelas 6 memiliki sudut baca digital sendiri, yang dapat diakses melalui tablet, laptop, maupun gawai.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

SMP Muhdasa Buka Kelas Unggulan DBC

Rabu, 17 Desember 2025 | 09:30 WIB

Adit Setiawan Terpilih Menjadi Ketua Umum IKASMAGO

Senin, 15 Desember 2025 | 21:47 WIB
X