MAJT Harus Jadi 'Trendsetter' Perubahan

Photo Author
- Minggu, 29 Desember 2019 | 16:30 WIB
Segenap Pengelola Pelaksana Masjid Agung Jawa Tengah dipimpin Ketuanya Prof Dr KH Noor Achmad MA, berfoto bersama menandai berakhirnya raker. (Foto: Chandra AN)
Segenap Pengelola Pelaksana Masjid Agung Jawa Tengah dipimpin Ketuanya Prof Dr KH Noor Achmad MA, berfoto bersama menandai berakhirnya raker. (Foto: Chandra AN)

SEMARANG, KRJOGJA.com - Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) diharapkan mampu memainkan peran strategis sebagai trendsetter di tengah pengaruh teknologi digital yang semakin dominan saat ini. MAJT harus mampu membentuk kecenderungan positif, yanbg akan menjadi kiblat masyarakat dalam mewujudkan peradaban yang berjatidiri.

"Pemosisian tersebut penting dan dibutuhkan masyarakat, terkait semakin derasnya disrupsi digital yang telah memporakporandakan peradaban,” tegas Sesepuh Jawa Tengah Drs KH Ali Mufiz MPA pada Rapat Kerja (Raker) MAJT 2019 di The Bandungan Hotel, Bandungan, Kabupaten Semarang, Sabtu malam (28/12/2019). Raker diikuti seluruh anggota pleno, terdiri atas Dewan Pembina, Dewan Pengawas, Dewan Pengurus, dan seluruh pejabat struktural di sekretariat MAJT.

Raker yang berakhir Minggu (29/12/2019), dibuka dan ditutup Ketua Pengelola Pelaksana (PP) MAJT Prof  Dr KH Noor Achmad MA, juga diisi paparan Ketum MUI Jateng Dr KH Ahmad Darodji MSi.

Kiai Ali Mufiz sebagai Dewan Pembina MAJT sekaligus mantan Gubernur Jawa Tengah berharap, para pengelola MAJT dapat mewujudkan masjid ini sebagai destinasi peradaban nasional. Maka, Raker MAJT yang mengusung milestone sebagai target program kerja dinilai sangat tepat.

Ketua Dewan Pertimbangan MUI Jateng ini menyatakan perihatin atas kecenderungan perubahan tatakrama dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara seiring tingginya pemanfaatan teknologi digital. Penggunaan internet di Indonesia mencapai 176 juta, sementara setiap internet rata-rata mengakses 11 web dan situs.

“Bila web dan situs itu diisi orang-orang yang tidak berintegritas maka yang timbul meluas hoax, kuatnya distrupsi hingga memporakporandakan tatanan bermasyarakat. Termasuk ancaman pengangguran tinggi akibat kerja manusia digantikan robot. Hal ini membutuhkan kearifan. Maka fenomena ini harus disikapi MAJT secara serius,” pintanya.

Ali Mufiz menegaskan posisi MAJT untuk menjadi trendsetter sangat penting. Bukan berarti MAJT akan mengabaikan tugas utama masjid di bidang peribadatan, tetapi memosisikan sebagai trendsetter merupakan panggilan tugas,” katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB
X