Tiga Hal ini Jadi Kunci Sukses Utama Pasar Karetan

Photo Author
- Sabtu, 21 April 2018 | 20:50 WIB

SEMARANG, KRJOGJA.com - - Membuat destinasi digital yang sustainable memerlukan komitmen dari semua pihak. Terutama, dari manajemen pasar. Hal itu yang diungkapkan juragan Pasar Karetan Mei Kristanti saat Training Of Trainer (TOT) di Hotel Aston Inn, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (21/4).

“Manajeman pasar menjadi kunci utama destinadi digital. Karena hal itu akan berlangsung secara berkelanjutan. Semuanya harus dikurasi. Salah satu caranya dengan cara mengaktifkan Generasi Pesona Indonesia (GenPI) offline dengan membentuk Tim Pasar Genpi. Komitmen bersama itu yang membuat pasar ini hidup,” ujar Mei.

Menurut Mei, nama pasar dan logo juga menjadi hal yang harus dipikirkan karena akan mudah diingat oleh pengunjung. Mei juga menceritakan, ketika pasar menjadi besar, akan muncul kecemburan bagi masyarakat. Dan itu harus diselesaikan. Jika sudah dikomunikasikan, destinasi digital akan berlangsung dengan baik.

Berikutnya, melakukan kurasi terhadap lapak-lapak yang akan berjualan di destinasi digital. Lapak harus sesuai dengan konsep pasar yang telah ditentukan. Pasar Karetan misalnya, makanan yang dijual jarang ditemui di tempat biasa. "Ada Role and Play. Mereka tampilannya seperti apa? Dagangan lapak harus enak, dan harganya juga harus bersahabat," tutur Mei.

Ditambah dengan aktivitas yang selalu berganti, pengunjung pun jadi tidak bosan untuk datang. Gimmick seperti lapak jualan, bakiak, enggrang, panahan, yang terus berganti setiap minggunya, terbukti mampu membuat pengunjung betah berlama-lama di destinasi baru ini.

“Setiap minggu itu akan ada sesuatu yang berbeda. Sehingga pengunjung sangat tertarik dan penasaran untuk berkunjung ke sana,” ujar Mei.

Selain aktivitas lapak, para pejual lapak juga harus dikurasi seragam dan dekorasi lapaknya. Tidak hanya itu yang paling penting itu harganya sudah tertera di lapak. Sehingga, para pengunjung tidak kecewa atau merasa dibohongi.

“Setiap pengunjung itu memiliki budget berbeda. Tipikal pengunjung mereka tidak mau merasa dibohongi, terlebih jika jualan lapak itu enak. Mereka secara sendirinya akan mempromosikan sendiri ke komunitasnya atau ke sosial media miliknya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB
X