'Rabo Keroncong' Akan Jadi Virus

Photo Author
- Sabtu, 1 Oktober 2016 | 15:45 WIB

SEMARANG (KRjogja.com) - Keroncong lambat laun semakin diminati kalangan muda, seperti halnya disetiap gelaran yang diadakan di Kota Semarang selalu penuh pengunjung kalangan remaja. Setidaknya gairah 'ngeroncong' kini sudah tak kalah dengan geliar keroncong di Kota Solo yang menjadi barometer keroncong Indonesia.

"Kami menangkap adanya perhatian dari segenap lapisan masyarakat ini sebagai bentuk apresiasi. Pada beberapa gelaran Gebyar Keroncong HAMKRI dan Waroeng Kerontjong selalu dipenuhi oleh penontong dari berbagai kalangan. Yang menggembirakan justru banyak pula dari kalangan pelajar dan anak muda", ungkap Setiyanto, Ketua Komunitas Waroeng Kerontjong Semarang, Sabtu (1/10/2016).

Dari antusiasme masyarakat menonton pentas keroncong inilah kemudian para aktivis penggiat keroncong Kota Semarang membuat gagasan mengadakan pentas seminggu sekali keroncong yang akhirnya disepakati dengan nama 'Rabo Keroncong'.

"Kalau mau nonton keroncong di Kota Semarang setiap hari Rabu pasti ada. Kami menggelarnya pada hari Rabu minggu pertama di halaman Sanggar Sobokarti Mlaten, Rabu kedua di halaman Stasiun RRI Semarang, Rabu ketiga di Gedung Narto Sabdo Taman Budaya Raden Saleh, Rabu Keempat Taman KB Semarang. Semuanya digelar gratis untuk masyarakat dan penggemar", ujar Setiyanto.

Sementara sesepuh Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia (HAMKRI) Jawa Tengah, Adjie Muska mengaku merasa bahagia bahwa keroncong ternyata masih diminati masyarakat Indonesia di tengah terpaan pengaruh musik modern. "Kami yakin pada saatnya orang akan mencari musik keroncong karena kebutuhan. Ketiga orang hatinya terus bergolak, pasti akan butuh musik yang bisa menenangkan jiwanya, dan keronconglah musik itu. Sekarang ini banyak orang yang menghindar dari segala jenis hiruk pikuk, mereka telah sadar dan butuh kenyamanan dan ketentraman. Keroncong tampaknya menjadi solusi untuk mencapai ketenangan batin tersebut", ungkap Adjie Muska.

Apa yang disampaikan Adjie Muska bukan tanpa alasan. Dirinya telah mengamati perilaku dan sempat bertanya pada banyak orang yang mendatangi kafe-kafe yang terdapat gelaran musik keroncong. Ternyata mereka pada suka mendengar keroncong karena merasa tenang dan nyaman.

Saat di kafe Angkringan 'Polke' Jalan Pamularsih Semarang yang juga terdapat pentas rutin keroncong setiap Jumat malam, Adjie Muska melihat sendiri banyak pengunjung yang tak segan ikut tampil secara spontang menyanyikan lagu keroncong, bahkan pop pun dikeroncongkan demi kemudahan menyanyi dan menghafal.

"Keroncong di Semarang ini tampaknya telah sukses menjadi virus yang menyebar kemana-mana. Saya menilai apa yang telah dikerjakan oleh para seniman dan aktivis penggiat keroncong tidak lah sia-sia. Meski kadang dilakukan secara patungan dan minta donatur sana-sini, tapi inilah perjuangan", ungkap Adjie Muska yang ditemui di rumahnya, Jalan Gergaji 1 Semarang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB
X