Krjogja.com - GROBOGAN - Dalam upaya peningkatan literasi diperlukan kolaborasi aktif antara pemerintah, sekolah dan masyarakat. Demikian disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Grobogan Anang Armunanto mewakili Bupati Grobogan Sri Sumarni dalam Gelar Wicara Peningkatan Indeks Literasi untuk Kesejahteraan dengan tema 'Membangun Literasi untuk Mewujudkan Grobogan Hebat', Senin (04/12/2023).
"Literasi adalah bagian penting dalam kehidupan, sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan. Bahwa pemerintah baik pusat maupun daerah, harus memfasilitasi dan mendorong kegiatan membaca dan menulis dengan menyediakan bahan bacaan berkualitas dan sarana perpustakaan yang mudah diakses," ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskan, Pemerintah Kabupaten Grobogan telah menginisiasi sejumlah kebijakan untuk memperkuat literasi di wilayah tersebut. Diantaranya, melalui pembaharuan perpustakaan sekolah, pemberian buku secara gratis, pelaksanaan lomba-lomba literasi, hingga penyuluhan kepada orang tua tentang pentingnya membaca dan menulis bagi anak-anak.
Baca Juga: Buntut Kericuhan di Stadion Jatidiri, PSS Tegaskan Pernyataan Sikap
Sekda juga menekankan pentingnya kolaborasi antara guru, siswa, mahasiswa, dan pihak sekolah dalam aktif menulis dan mengikuti pelatihan artikel, cerita, dan gambar. "Ini merupakan bentuk apresiasi bagi upaya-upaya yang telah dilakukan dalam memajukan literasi di Kabupaten Grobogan," lanjutnya.
Dia juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam memperkuat budaya membaca secara rutin, yang diharapkan akan menjadi sebuah kebiasaan yang melekat dalam kehidupan sehari-hari.
Staf Ahli bidang Sosial, Kemasyarakatan, dan Sumber Daya Manusia, Amin Hidayat menyampaikan sebagaimana yang tertuang dalam RPJMD tahun 2021-2026, dalam upaya meuwujudkan visi dan misi Bupati Grobogan diperlukan litterasi sebagai fondasi utama. Menurutnya, visi tersebut tidak akan terwujud apabila literasi tidak menjadi fokus utama pembangunan.
"Sejahtera bukan hanya dalam hal materi, tetapi juga lahir dan batin. Salah satu patokan sejahtera adalah literasi yang tinggi," katanya.
Dia menjelaskan bahwa literasi bukan hanya sebatas kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga melibatkan kegiatan berpikir kritis dan analitis. "Literasi membentuk manusia yang berdaya saing, unggul, dan memiliki keimanan serta keberadaban yang tinggi," tambahnya.
Sementara itu, Pustakawan Utama Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Nelwaty mengatakan perpustakaan berperan penting dalam mendorong kesejahteraan masyarakat. Dalam upayanya, dia merujuk pada paradigma perpustakaan bahwa tak hanya menjadi tempat menyimpan buku, tetapi juga perpustakaan sebagai pusat pembelajaran sepanjang hayat.
"Perpustakaan adalah tempat pembelajaran seumur hidup, di mana tidak ada kata tua untuk belajar. Kita harus terus meningkatkan diri," ujarnya.
Selain itu, Pustama Nelwaty juga menyoroti pentingnya dukungan dari pemerintah dan anggota DPRD dalam memfasilitasi perpustakaan. Seperti dukungan berupa akses Wi-Fi gratis dan desain perpustakaan yang ramah bagi pengunjung diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk memanfaatkannya lebih aktif.
"Literasi bukan hanya soal membaca, tetapi juga kemampuan individu untuk menggunakan pengetahuan dan kreativitasnya dalam menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas. Hal ini diharapkan dapat memajukan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan," jelasnya.