KRjogja.com - SEMARANG - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Tengah secara nyata ikut berkontribusi signifikan dalam menurunkan jumlah penduduk miskin di provinsi ini, melalui program penyaluran zakat secara masif.
Terbukti, angka kemiskinan di Jawa Tengah, kini tinggal 10,7 persen, dari 4 tahun sebelumnya ada di kisaran 13 persen.
"Meski belum ada data statistik terkait kontribusi Baznas Jateng dalam membantu menangani kemiskinan, tetapi realitanya dana zakat Baznas se Jawa Tengah yang berkisar Rp 400 miliar per tahun, distribusinya di prioritaskan untuk membantu fakir dan miskin baik secara konsumtif maupun produktif,” tegas Ketua Baznas Jawa Tengah, Dr KH Ahmad Darodji, M.Si dalam konferensi pers, di Kantor Baznas Jateng, Jalan Menteri Supeno 1 Semarang, Sabtu (30/3/2024).
Baca Juga: Makna Ketupat sebagai Warisan Para Wali Menjelang 10 Hari Terakhir Ramadan
Baznas Jawa Tengah berada di Garda terdepan dalam membantu Gubernur, Bupati dan Walikota, dalam berikhtiyar untuk mengentaskan kemskinan termasuk membantu penderita stunting.
Kiai Darodji memprediksi, perolehan zakat di Jawa Tengah yang terkumpul melalui Baznas dan LAZ per tahun diprediksi menembus Rp 1 triliun. Dengan komposisi Baznas kabupaten/ kota se Jateng andil mengumpulkan Rp 300 miliar, Baznas Provinsi Jateng Rp 100 miliar, sisanya oleh Lembaga Amikl Zakat (LAZ) mencapai Rp 600 miliar.
Bahkan, Baznas Jateng menggelorakan program zakat produktif dengan menyelenggarakan berbagai pelatihan keterampilan kepada yang membutuhkan.
Baca Juga: PSS Akhirnya Tak Kebobolan Usai Tujuh Laga, M Ridwan Ingatkan Hal Ini
Sudah ada ribuan tenaga tukang bangunan yang dilatih dan mereka terserap menjadi tenaga kerja di luar negeri, kemudian pelatihan juru sembelih halal, budidaya lele, pangkas rambut, dan berbagai pelatihan keterampilan kerja lainnya.
“Sudah puluhan ribu orang yang kita beri bekal keterampilan oleh Baznas Jateng dan kini mereka sudah dapat penghasil layak dari keterampilannya tersebut hingga kini terbebas dari kemiskinan,” tegas Darodji.
Kinerja sukses yang ditampilkan Baznas Provinsi Jawa Tengah, lanjutnya, tidak lepas dari dukungan dari MUI Jawa Tengah, yang banyak memberi support berupa fatwa-fatwa yang dibutuhkan Baznas.
Pola penyaluran zakat seperti ini, diyakini Kiai Darodji, tepat sasaran dalam mengentaskan warga miskin melalui program bantuan produktif. Ia memberi contoh sejumlah pelaku usaha skala mikro setelah mendapat bantuan dari Baznas, usahanya kemudian berkembang.
Dari yang semula warungnya hanya ada empat kursi bertambah menjadi enam kursi. Dari yang semula tidak punya pegawai, kini punya 3--4 pekerja.
Salah satu kunci sukses program bantuan itu karena Baznas juga menerjunkan para pendamping agar pelaku usaha fokus mengelola bantuan untuk tujuan pengembangan usaha.