Cegah Stunting Ekstrem, Pemkot Salatiga Seragamkan Alat Timbang Berat Badan di Posyandu

Photo Author
- Senin, 14 Oktober 2024 | 16:15 WIB
Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat setempat tentang pentingnya pencegahan stunting serta manfaat kesehatan dari tanaman jahe.
Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat setempat tentang pentingnya pencegahan stunting serta manfaat kesehatan dari tanaman jahe.

Krjogja.com, Salatiga - Penjabat (Pj) Walikota Salatiga, Yasip Khasani menegaskan alat timbang berat badan di seluruh Posyandu di Kota Salatiga bakal diseragamkan dan diganti semua.

Langkah ini menurut Yasip Khasani merupakan langkah penting dalam memastikan berat badan anak pada saat pemeriksaan berat badan pada program cegah stunting pada anak.

“Kami sudah alokasikan anggaran untuk pencegahan stunting di Salatiga, langkah awal ada pengadaan alat timbang berat badan diseragamkan sehingga lebih mudah dan ada angka kepastian,” kata Yasip Khasani kepada KRjogja.com.

Lebih lanjut Yasip mengungkapkan keluhan atas kondisi alat timbang berat badan ini juga muncul dari masyarakat saat dirinya sambang di sejumlah kelurahan yang tersebar di Kota Salatiga. 

Keluhan kondisi alat timbang berat badan memang diakui bisa merancukan data berat badan pada anak dalam program pencegahan stunting. Saat dtimbang di lokasi berbeda muncul angka berat badan yang berbeda pula. 

Sehingga memang perlu dilakukan pengadaan alat timbang berat badan yang akan diberikan ke Posyandu dan Puskesmas sehingga datanya akan sama atau mendekati kesamaan.

“Keluhan muncul saat kami sambang di Kelurahan Kauman Kidul dan persoalan alat timbang memang sangat penting untuk diperhatikan dan alokasi anggaran sudah kami siapkan untuk seluruh Posyandu yang ada. Jumlah Posyandu di Salatiga, saya tidak hafal,” kata Yasip.

Saat sambang warga, ia mengaku menemukan kondisi anak alami stunting yang ekstrem sehingga memang ke depan harus ada penanganan khusus dengan kerjasama dengan rumah sakit dan ditangani dokter spesialis anak.

Sementara itu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Salatiga meluncurkan program Strategi kolaborasi Cegah Stunting (Si Canting) pekan lalu.

Program ini untuk mendukung langkah penurunan prevalensi stunting (kurang gizi) ditargetkan akhir tahun 2024 turun menjadi 14 persen dari 16,9 persen. 

Program Si Canting diluncurkan untuk mengoptimalkan penanganan stunting. Selama ini penanganan stunting hanya di Puskesmas yang sarana dan prasarana kurang lengkap serta tidak ada pelayanan dokter spesialis anak. Padahal anak yang mengalami stunting seharusnya ditangani dokter spesialis anak.

Direktur RSUD Salatiga Riani Isyana Pramasanthi mengungkapkan berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia pada 2023, angka prevalensi stunting di Kota Salatiga mencapai 16,9 persen. Kementerian Kesehatan menargetkan penurunan menjadi 14 persen di tahun 2024. 

"Kami memiliki tanggung jawab menurunkan angka prevalensi stunting sebesar 2,9 persen dalam waktu satu tahun ke depan," kata Riani.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB
X