Unwahas Akan Deklarasi " The Unified Great Heroes" dan Pengajian Akbar.

Photo Author
- Senin, 21 April 2025 | 15:15 WIB
Prof Abu (kiri) saat menyampaikan rencana deklarasi (foto Sugeng I)
Prof Abu (kiri) saat menyampaikan rencana deklarasi (foto Sugeng I)

Krjogja.com, SEMARANG – Yayasan Wahid Hasyim Semarang bersama Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), berencana untuk mendeklarasikan pemikiran tiga tokoh besar Nahdlatul Ulama (NU) yaitu KH. Muhammad Hasyim Asy’ari, KH. A Wahid Hasyim, dan KH Abdurrahman Wahid dalam “The Unified Great Heroes".

Deklarasi tersebut nantinya akan dijadikan pondasi keilmuan kampus Unwahas serta untuk acuan masyarakat umum.

Deklarasi yang digelar di kampus II Unwahas di Gunungpati Sabtu (26/4/2025) tersebut dibarengkan dengan pengajian Akbar yang akan menghadirkan Ahmad Muwafik (Gus Muwafik). Unwahas juga mengundang masyarakat sekitarnya untuk ikut menghadiri dan meramaikan acara tersebut.

Ketua 1 Yayasan Wahid Hasyim, Prof Abu Hapsin MA PhD , sekaligus ketua pelaksana kegiatan menyampaikan alasan Yayasan ingin mendeklarasikan mereka, karena kesamaan empat ideologi ketiga tokoh tersebut.

“The Unified Great Heroes merupakan pahlawan-pahlawan besar yang dipersatukan. Ketiga pahlawan besar ini dipersatukan dengan ideologi yang sama, yaitu ideologi Kebangsaan, ideologi Keagamaan, ideologi Kepesantrenan, dan ideologi Geneologi. Untuk itulah kami perlu mendeklarasikan kepada publik bahwa mereka adalah tiga pahlawan besar,” tutur Prof Abu di kampus I Unwahas Jl Menoreh , Sabtu (19/4/2025).

Menurut Prof Abu Hapsin sangat jarang (dirinya belum pernah dengar) ada tiga tokoh besar dari satu garis keturunan (ayah, anak, cucu) seperti the Great Heroes milik NU tersebut. Paling paling biasanya hanya pada dua garis keturunan seperti ayah dan anak, atau ayah dan cucu saja.

Sementara itu, Prof Mahmutarom, sekretaris Yayasan Wahid Hasyim, menyampaikan ketiga tokoh besar tersebut mencatat sejarahnya di masanya masing-masing dengan tetap mengutamakan semangat kebangsaan dan persatuan.

“Mbah Hasyim Asy’ari merupakan tokoh yang mempersatukan semua kepentingan yang mengatasnamakan agama menjadi satu kesatuan Indonesia dalam Majlis Islam Tinggi Indonesia. Hingga munculnya Revolusi Jihad pada masa penjajahan Inggris,” ungkapnya.

Pada masanya, Wahid Hasyim juga mempunyai peran mempersatukan kelompok nasionalis dan religius.

“Mbah Wahid Hasyim melenturkan piagam Jakarta menjadi satu dalam Ketuhanan Yang Maha Esa. Di situ beliau mempertahankan semangat persatuan,” jelasnya

Pada masanya, Gus Dur adalah pengayom kelompok minoritas yang mengukuhkannya sebagai pahlawan kemanusiaan dan demokrasi.

“Beliau menjadi pengayom kaum minoritas, dari non muslim dan etnis-etnis tertentu, bahkan menjadikannya sebagai bapak orang Cina,” katanya.

Mereka bertiga sama-sama mengajarkan Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja), yaitu paham yang berpedoman pada ajaran Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.

Untuk itulah Yayasan Wahid Hasyim Semarang bersama Universitas Wahid Hasyim berkomitmen dalam menjaga dan menghidupkan warisan intelektual, spiritual, dan kebangsaan yang telah diletakkan oleh ketiga ulama besar tersebut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB
X