semarang

Bahaya!Dakwah Provokatif Picu Konflik Keagamaan

Rabu, 15 Mei 2019 | 16:41 WIB
Dr Muhammad Adnan MA memaparkan materi seminar menyikapi perbedaan dalam meredam radikalisme paham keagamaan. (Foto: Chandra AN)

Menurutnya, sudah saatnya semua membangun kesadaran terhadap pemahaman kesadaran kebangsaan. Harus disuarakan terus tak boleh berhenti, ibarat salat 5 waktu tidak boleh ada yang bolong. "Dalam kesadaran penuh sebagai bangsa Indonesia, sebagai orang islam, muslim yang Indonesia, jangan sampai kita mengingkari ke-Indonesia-an kita. Karena ke-Islaman kita melekat pada ke-Indonesia-an kita. Faktor kepentingan politik, perbedaannya tidak bisa dihindari. Kalau murni perbedaan agama mudah diselesaikan, tapi kalau ada muatan politik itu yang paling sulit," kata Adnan.

Karena itu perlu dibangun silaturahmi dan komunikasi dengan kelompok yang berbeda paham dalam kontek keagamaan. Terus dibangun supaya tidak ada virus atau bakteri politik yang menempel di situ. Sebab bila ada sikap intoleran maka itu akan menjadibenik radikalime, dan radikalis sempurna akan jadi teroris.

Hadir dalam seminar yang digelar mendekati buka puasa tersebut antara lain Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo, Rektor Undip Prof Dr Yos Johan Utama SH MHum (juga sebagai moderator), Wakil Gubernur Jatim Dr Emil Elestianto Dardak MSC (Wagub Jatim) sebagai Keynote Speech, serta dua pembahas Prof Dr Mudjahirin Thohir MA dan Prof Dr Muhibbin MAG (Rektor Uin Walisongo Semarang).(Cha)

Halaman:

Tags

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB