KRjogja.com, SEMARANG - Witing tresno jalaran soko kulino, ungkapan dalam bahasa Jawa yang berarti “mulai suka atau bisa karena rutin dan terbiasa,” menjadi landasan penting dalam membentuk karakter individu. Dalam konteks pendidikan, konsistensi kebiasaan positif dapat menjadi kunci membangun siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter unggul.
Namun, tantangan besar masih menghantui pendidikan Indonesia, terutama kesenjangan dalam kualitas pembelajaran. Menurut hasil survei PISA pada tahun 2022, Indonesia mengalami kenaikan lima sampai enam peringkat dari PISA 2018, namun yang menjadi catatan penting, Indonesia mengalami penurunan skor di kemampuan membaca, matematika, dan sains sebanyak 12-13 poin. Hal ini ini menggambarkan perlunya perbaikan fundamental pada sistem pendidikan, terutama dalam literasi dan numerasi.
Sebagai bentuk respons, berbagai lembaga termasuk Tanoto Foundation bergerak untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagai lembaga filantropi pendidikan, Tanoto Foundation memfokuskan programnya pada penguatan pendidikan pada level usia dini, pendidikan dasar dan menengah hingga pendidikan tinggi.
Tidak hanya itu, program ini juga menyasar pengembangan kapasitas guru dan kepala sekolah, yang menjadi garda terdepan dalam proses belajar-mengajar. Pendekatan inovatif seperti pelatihan berbasis praktik dan pendampingan intensif diterapkan untuk menghasilkan perubahan signifikan kualitas guru dan siswa.
Langkah ini tidak hanya sekadar menargetkan peningkatan nilai akademik, tetapi juga berupaya menciptakan pembelajaran yang relevan dan bermakna bagi siswa. Pendekatan berbasis kebiasaan positif yang diusung Tanoto Foundation telah menjadi inspirasi di banyak sekolah mitra seperti contohnya di SDN Gajahmungkur 3 Semarang dan SMP Negeri 21 Semarang.
Inovasi Literasi ‘Gajah Keris’ di SDN Gajahmungkur 03 Semarang
SDN Gajahmungkur 03 Semarang menjadi salah satu mitra Tanoto Foundation yang menunjukkan hasil nyata dari pembiasaan positif. Di bawah kepemimpinan kepala sekolah Dian Martha Wijayanti, sekolah ini mencetuskan program inovatif bernama Gajah Keris sebagai akronim Gajahmungkur 03 Kreatif Menulis.
Sejak mengikuti Program optimasi pembelajaran bersama tim tanoto foundation sebagai fasilitator pembelajaran sejak 2022, banyak inspirasi yang didapatkan hingga salah satunya tercetus dalam menanamkan kebiasaan membaca dan menulis kepada siswa sebelum pelajaran dimulai.
Dian menjelaskan dalam program gajah keris, diberikan waktu khusus sebelum pelajaran dimulai bagi siswa untuk menulis apa saja yang ada di benak mereka, tanpa batasan tema. Langkah ini bertujuan untuk membangun rasa percaya diri dan menciptakan suasana kelas yang lebih santai sebelum masuk ke pelajaran inti.
“Tujuan kami dalam gajah keris ini adalah membangun rasa nyaman siswa dalam belajar dan tanpa tekanan. Memang pada awalnya terasa sulit bagi siswa menuliskan imajinasi mereka namun konsistensi bapak-ibu guru mendampingi dan mengarahkan adalah kunci keberhasilan program ini,” ujar Dian kepada Kedaulatan Rakyat - KRjogja.com saat ditemui Jumat (29/11/2024).
Tidak hanya berhenti pada literasi, inovasi gajah keris ini juga diperluas ke bidang numerasi melalui aplikasi berbasis digital. Aplikasi Gajah Keris memungkinkan siswa belajar dengan komputer atau smartphone, memberikan akses pembelajaran yang lebih fleksibel. Dalam jangka panjang, digitalisasi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kemampuan akademik siswa tetapi juga membentuk kebiasaan belajar mandiri.
Dampak positif dari inovasi ini terlihat dari hasil belajar siswa yang lebih stabil. Selain itu, guru di sekolah ini juga dilatih untuk memahami pembelajaran berdiferensiasi, sebuah pendekatan yang memperhatikan kebutuhan belajar individu siswa. Dengan demikian, pembelajaran menjadi lebih bermakna dan sesuai dengan potensi masing-masing peserta didik dengan mengadopsi konten lokal ‘semarangan’. Video liputan selengkapnya dapat di klik disini.
Pembiasaan Kreatif Melalui Selasa Literasi di SMPN 21 Semarang
Sementara itu, SMPN 21 Semarang sebagai mitra Tanoto Foundation, menonjol dengan berbagai pembiasaan kreatif. Kepala sekolah Joko Winarno, M.Pd., menjelaskan bahwa setiap hari sekolah ini memiliki tema pembiasaan yang berbeda untuk membentuk karakter unggul siswa.
Untuk mendukung program penguatan literasi, setiap hari Selasa, diisi dengan program "Selasa Literasi" di mana siswa wajib membaca buku dan menulis hingga mempresentasikan isinya.
“Melalui Selasa Literasi, siswa tidak hanya belajar membaca, tetapi juga melatih kemampuan berbicara di depan umum,” kata Joko ditemui Kedaulatan Rakyat - KRjogja.com di kompleks sekolah, Jumat (29/11/2024).