semarang

Semarang Pinggiran 'Darurat' Sampah

Kamis, 16 Oktober 2025 | 11:50 WIB
Kesadaran masyarakat yang kurang peduli kebersihan mengakibatkan penumpukan sampah di pinggiran kota.

KRjogja.com - SEMARANG - Sampah di pinggiran Kota Semarang semakin menggunung setiap pagi usai TPA Rowosari ditutup pada 17 September 2025 silam. Dalam rapat kerja Komisi C DPRD Kota Semarang dengan Dinas Lingkungan Hidup, terungkap adanya paradoks. Di satu sisi, kebijakan Pemkot Semarang ini melegakan, namun di sisi lain memicu krisis baru: sampah menggunung.

Anggota DPRD Kota Semarang Dini Inayati menyoroti langkah setengah hati Dinas Lingkungan Hidup. Dijelaskan bahwa saat ini warga seperti diteror sampah yang menumpuk, bau menyengat, dan warga yang kewalahan.

Dini Inayati mempersoalkan penempatan kontainer sampah yang seperti tak melalui riset.

"Jangan asal taruh kontainer sampah. Hitung dulu data ril, atau warga bakal tenggelam dalam lautan sampah," kata Dini.

Baca Juga: DIY Gerakkan Semangat Wajib Belajar 13 Tahun: Tak Boleh Ada Anak Tertinggal Sekolah

Sebelumnya Dinas Lingkungan Hidup berjanji memberi TPS tambahan. Tak banyak dan tak sebanding dengan kebutuhan. DLH menjanjikan enam TPS sementara tambahan. Namun sampai saat ini belum ada yang kelihatan.

Dini kemudian mengajak berhitung. Ia mengambil contoh Kelurahan Sendangmulyo. Data statistik akhir 2024 menunjukkan Kelurahan itu memiliki 40.182 jiwa. Data dari BPS dan Disdukcapil Semarang, produksi sampah harian tembus 28 ton (asumsi 0,7 kg per kapita) hingga 44 ton.Kemudian kapasitas standar satu kontainer standar cuma muat 1,5 ton. Jadi kebutuhan kontainer bisa mencapai lusinan.

"Ini bukan tebak-tebakan, tapi matematika sederhana yang harus DLH kuasai. Jika tak paham perhitungan ini kota kita jadi 'kandang sampah' abadi," katanya.

Selain itu TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) juga bermasalah. Dari 21 unit yang dibangun Pemkot Semarang, hanya tiga yang benar-benar berfungsi baik. Total sampah Semarang fluktuatif 800-1.200 ton per hari.

Sementara itu Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti juga menyoroti kinerja DLH usai TPA Rowosari ditutup. Pada 7 Oktober 2025, Agustina mengaku banyak menerima keluhan warga. Mayoritas berisi keluhan sampah menumpuk berhari-hari di TPS existing.

Baca Juga: PSIM Bertolak ke Tangerang Bawa 22 Pemain Hadapi Persita, Riyatno Abiyoso dan Kasim Botan Masuk Skuad

"Ini masalah petugas juga jadi keluhan para warga, jadi sampai berhari-hari sampah belum diangkut dan menimbulkan bau," kata Agustina.

Agustina juga meminta maaf secara terbuka karena koordinasi lokasi dengan warga butuh waktu.

"Sudah saya koordinasikan dengan DLH agar lebih serius, karena masyarakat langsung merasakan dampak," katanya.

Halaman:

Tags

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB