Tabrakan Satelit Mengkhawatirkan Karena Meningkatnya Sampah Antariksa

Photo Author
- Selasa, 2 Juli 2019 | 13:31 WIB
Sampah antariksa makin banyak, tabrakan satelit kian mengkhawatirkan.
Sampah antariksa makin banyak, tabrakan satelit kian mengkhawatirkan.

“Ya, contohnya seperti SpaceX, SpaceX itu kan sebenarnya sekarang pengembangan program-programnya lebih maju daripada NASA. NASA sebagai badan pemerintah membantu dengan menjadi konsumen pertama dari SpaceX, dan juga menyediakan wadah regulasi bagi mereka untuk berinovasi sepuasnya,” ujarnya.

Saat ini, ada tren pengembangan teknologi keantariksaan yang awalnya peran pemerintah menjadi dilirik perusahaan swasta. Menurut Thomas, dalam konteks Indonesia, pergeseran ini juga patut dilakukan di Indonesia. Sebab, saat ini aktor-aktor teknologi di Indonesia, khususnya di bidang penerbangan dan antariksa belum bersinergi baik dengan pemerintah.

Thomas menilai pergerakkan inovasi dalam teknologi itu akan lebih cepat berkembangnya jika dapat mengandalkan sektor swasta, sementara pemerintah lebih cocok jika berkelut di permasalahan strategisnya.

Untuk diketahui ada jutaan sampah antariksa yang melayang di sekitar orbit Bumi, tetapi beberapa objek dikatakan NASA cukup aneh. Misalnya saja benda asing yang diberi nama A10bMLz, yang oleh para astronom digambarkan sebagai kantong sampah kosong.

Nerada lebih jauh dari jarak rata-rata antara Bumi dan Bulan, A10bMLz tidak memiliki orbit yang stabil. Objek tersebut bergerak tak menentu, tak terduga, tanpa henti, membelok ke sana ke mari antara jarak sekitar 372.000 dan 334.000 mil dari permukaan Bumi –layaknya kantong sampah kosong yang tertiup angin.

Astronom berkebangsaan Jerman, Daniel Bamberger yang bekerja untuk Northolt Branch Observatories di London, melakukan pengamatan lebih lanjut dan menganalisis A10bMLz setelah ditemukan pertama kali pada 25 Januari oleh survei asteroid ATLAS di Hawaii.

Ia dan timnya awalnya tidak tahu apakah A10bMLz itu adalah sampah antariksa alami atau buatan. Ketika mereka melacak pergerakannya, mereka lalu menyadari bahwa benda tersebut tidak sesuai prediksi mereka dan bergerak hampir secara acak.

Anehnya, angkasa luar adalah raung hampa, tidak ada tekanan angin atau udara untuk memperhitungkan volatilitas (kecenderungan mudah berubah menjadi gas atau uap dari suatu cairan) semacam ini. Hanya ada beberapa kekuatan yang bisa saja menggertak suatu benda agar keluar dari orbit normal.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Midea Luncurkan AC Celest Inverter Berteknologi AI

Selasa, 2 Desember 2025 | 19:22 WIB

Samsung Bespoke AI Wujudkan Hidup Sehat di Smart Home

Sabtu, 22 November 2025 | 09:00 WIB

Paparan Paham Radikalisme, Game Online Berbahaya?

Jumat, 21 November 2025 | 17:50 WIB
X